Perjalanan Covid -19 masih belum berhenti di indonesia,bermulai dari awal tahun 2020 secara resmi pemerintah mengumumkan dua kasus positif covid -19 di indonesia,tepatnya pada 2 maret 2020.
Masyarakat di himbau waspada dan pemerintah terus berusaha melakukakan terobosan-terobosan untuk dapat menekan virus yang terus berkembang biak,dan alhasil di bulan April-Mei apa yang di upayakan belum menemukan kemenangan,lonjokan kasus positif Covid -19 terus bertambah secara signifikan.
Pada bulan Mei 2020 pemerintah mengumumkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)untuk upaya mengurangi tingkat kasus positif covid-19,banyak orang mengalami ketakutan akan bahaya virus ini,dampak ekonomi,sosial,politik mulai terasa,melihat situasi yang tidak kunjung kondusif,pemerintah bertindak cepat dengan membuat program-progam bantuan untuk meringankan beban masyarakat indonesia,
Tentu tak ada usaha yang sia-sia,banyak warga terbantu berkat bantuan sembako,bantuan sosial tunai,subsidi listrik,kartu prakerja,BLT usaha mikro kecil,subsidi gaji karyawan,dan upaya bantuan lainnya,akan tetapi bantuan - bantuan tersebut bukan berarti mengahiri semua masalah,fakta di lapangan memperlihatkan banyaknya warga indonesia yang mengalami kesulitan,mulai dari berkurangnya penghasilan,mata pencaharian yang hilang,di berhentikan bekerja dan banyak hal lainnya yang membuat warga terpojok dalam kesulitan,melihat itu semua pemerintah tentunya sadar diri dan kembali merancang skema untuk kembali memutar roda perekonomian dan tetap menekan laju kasus positif covid -19,dan pada awal bulan juni
New Normal pun di terapkan dengan berbagai skema dan menerapkan protokol kesehatan.
New normal sukses memutar roda perekonomian yang sempat seret,lambat laun perekonomian terus melaju walau dengan laju yang mesra,sayangnya laju perekonomian yang lambat tidak di ikuti dengan melambatnya peningkatan kasus positif covid-19,karna pergerakan masyarakat yang sulit di hentikan,tingkat penularan covid-19 pun terus meningkat tak terbendung,sesekali pemerintah mengerem pergerakan masyarakat dengan menerapkan kebijakan pembatasan sosial di berbagai tempat yang memiliki tingkat potensi penularan yang tinggi.
Pemerintah paham betul bahwa segala upaya akan sia-sia jika vaksin tidak secepat mungkin di berikan kepada masyarakat indonesia,dengan segala upaya dan mengoptimalkan anggaran pemerintahan, indonesia dengan cepat mendapatkan vaksin dengan jumlah berkala dari berbagai pengembang,diantaranya :
1.PT Bio Farma (vaksin merah putih)
2.Sinovac Biotech Ltd
3.AstraZeneca
4.China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
5.Pfizer Inc.and BioNTech
6.Modena
Dan harapan pun membumbung tinggi ketika bulan Desember tahun lalu vaksin sinovac tiba di bumi pertiwi,setelah mendapatkan izin dari BPOM Â vaksin mulai di berikan kepada kelompok masyarakat tertentu yaitu tenaga medis,TNI/Polri dan aparat hukum,petugas pelayanan publik lalu di lanjutkan dengan pemberian vaksin kepada tenaga pendidik dan prioritas lainnya di tujukan kepada masyarakat rentan dari aspek geospasial,sosial dan ekonomi,kemudian masyarakat umum.
Presiden Jokowi menjadi orang pertama di indonesia yang menerima Vaksin Covid-19 untuk meyakinkan keamanan vaksin ini kepada seluruh masyarakat indonesia,hal itu di lakukan mengingat banyaknya berita yang tersebar mengenai bahaya dan dampak buruk vaksin covid-19,
memang setiap vaksin memiliki efek samping diantaranya :
- demam
- keletihan
- sakit kepala
- nyeri otot
- diare
- nyeri pada bagian suntikan
Akan tetapi ternyata yang beredar di masyarakat luas sangatlah liar berbagai artikel mengenai efek samping vaksin-19 seakan di buat secara ekstrim dengan tujuan menakuti.
Disini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika vaksin covid -19 dan efek sampingnya,