Rona Fahma
202310230311282
Pandemi COVID-19 telah membawa tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan tinggi. Saat universitas di seluruh dunia beradaptasi dengan "New Normal" pembelajaran online dan social distancing, mahasiswa menghadapi tantangan unik dalam kehidupan akademik dan pribadi mereka. Namun, krisis ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan ketahanan atau resiliensi dan adaptabilitas dalam menghadapi kesulitan (Irawan et al., 2021).
Saat kita beralih ke Era Society 5.0, di mana teknologi dan masyarakat lebih terhubung daripada sebelumnya, sangat penting bagi para mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dan pola pikir yang diperlukan untuk berhasil di era baru ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep resiliensi dan pentingnya bagi mahasiswa pasca-pandemi dalam menghadapi tantangan Era Society 5.0 dan potensi untuk terjadinya "kebangkitan resiliensi" di kalangan mahasiswa, di mana krisis pandemi dapat menjadi pendorong untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
Salah satu peluang utama yang muncul dari masa pandemi adalah pengembangan resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan untuk tetap kuat dan tumbuh di tengah perubahan dan kesulitan. Mahasiswa saat ini memiliki kesempatan untuk mempertajam kemampuan resiliensi, belajar untuk mengatasi rintangan, dan tetap fokus pada tujuan akademis mereka (Irawan et al., 2021).
Pandemi telah memaksa lembaga pendidikan untuk beradaptasi dengan pembelajaran online (Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemdikbud, 2020). Hal ini telah menciptakan tantangan bagi pendidik dan mahasiswa, tetapi juga memberikan peluang bagi mahasiswa dalam kemampuan resiliensi dengan mengembangkan literasi digital dan adaptabilitas. Pandemi juga telah menyoroti pentingnya akses pendidikan dan perlunya memperluas akses ke pembelajaran online (Siswanto, 2022).
Selain mengembangkan keterampilan digital, mahasiswa juga dapat menggunakan waktu pandemi untuk merenung tentang pertumbuhan dan perkembangan pribadi mereka. Pandemi telah menciptakan peluang unik untuk "kebangkitan resiliensi" di kalangan mahasiswa, di mana mereka dapat belajar untuk mengatasi tantangan dan mengembangkan pola pikir pertumbuhan (Angelika Riyandari, 2019). Mahasiswa juga dapat menggunakan media sosial untuk menyaring informasi dan berbagi pengetahuan dengan orang lain (Wauran, n.d.).
Era Society 5.0 adalah saat di mana teknologi informasi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things, dan big data semakin masuk ke dalam kehidupan sehari-hari kita. Perubahan ini memengaruhi cara kita bekerja, berkomunikasi, dan belajar. Dalam situasi seperti ini, kemampuan adaptabilitas dengan efektif sangat penting untuk mencapai keberhasilan (Siagian, n.d.).
Resiliensi dari pandemi COVID-19 adalah salah satu kunci menghadapi era baru ini. Mahasiswa perlu mampu menghadapi perubahan teknologi yang cepat, menilai dampak sosialnya, dan menggunakan teknologi ini dengan bijak. Mereka juga perlu memahami implikasi etis dari teknologi baru dan memiliki keterampilan interpersonal yang kuat untuk berkolaborasi dalam lingkungan yang semakin terhubung.
Meskipun pandemi telah menciptakan tantangan yang signifikan bagi mahasiswa, hal ini juga telah memberikan peluang bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi mahasiswa. Mahasiswa telah menunjukkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan kondisi yang sulit, memanfaatkan teknologi untuk belajar, dan tetap berkomitmen terhadap pendidikan mereka. Mereka dapat menggunakan pengalaman mereka selama krisis pandemi sebagai motivasi untuk terus berkembang, menghadapi tantangan dengan kepala tegak, dan mengambil peran aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
Dengan mengembangkan resiliensi dan keterampilan digital, mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dalam Society 5.0. Mahasiswa memiliki peran kunci dalam membentuk masa depan yang terhubung dan berdaya guna. Dengan memanfaatkan pengalaman mereka selama pandemi, mereka dapat menjadi agen perubahan yang kuat dan berkontribusi pada perkembangan positif masyarakat.
Daftar Pustaka
Angelika Riyandari, D. (2019). SETIA BERSAMA MAHASISWA di Masa Pandemi Covid-19. Universitas Katolik Soegijapranata.
Irawan, A. W., Muslifar, R., & Dwisona, D. (2021). Poor College Students' Resilience Phase in Online Learning during the Covid-19 Pandemic. Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling, 6(2), 52--59. https://doi.org/10.17977/um001v6i22021p052-059
Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemdikbud. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Tantangan yang Mendewasakan. https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-online-di-tengah-pandemi-covid-19-tantangan-yang-mendewasakan/
Siagian, H. F. A. S. (n.d.). Mengenal Revolusi Industri 5.0. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lahat/baca-artikel/16023/Mengenal-Revolusi-Industri-50.html
Siswanto, R. (2022). Transformasi Digital dalam Pemulihan Pendidikan Pasca Pandemi. Direktorat Guru Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/transformasi-digital-dalam-pemulihan-pendidikan-pasca-pandemi
Wauran, I. (n.d.). Apa yang bisa dilakukan mahasiswa di tengah pandemi covid-19. Fakultas Hukum UKSW. https://hukum.uksw.edu/detail_post/news/apa-yang-bisa-dilakukan-mahasiswa-di-tengah-pandemi-covid-19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H