Mohon tunggu...
Rona IrbahNajiba
Rona IrbahNajiba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, aku rona.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UNNES GIAT 3 Berkolaborasi dengan KPAD Desa Mojosari, Sedan, Rembang Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Desa melalui Pelatihan Shibori

2 Desember 2022   12:11 Diperbarui: 2 Desember 2022   12:27 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rona Irbah Najiba, dan rekan-rekan Mahasiswa UNNES GIAT Angkatan 3 Tahun 2022, mengajak pemuda Desa Mojosari, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang untuk melakukan pelatihan Shibori pada Jumat, 25 November 2022.

Ide ini muncul tatkala ia berkonsultasi dengan pengurus Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) Desa Mojosari. Anak-anak Desa Mojosari sering berkumpul, namun mereka jarang melakukan hal-hal baru diluar kegiatan wajib dari desa, untuk itu ia melakukan inovasi demi meningkatkan kreativitas dan mengolah bakat minat dengan melakukan pelatihan Shibori bersama para pemuda-pemudi Desa Mojosari.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Shibori adalah sebuah teknik pewarnaan kain yang memanfaatkan teknik ikatan dan celupan untuk menentukan motif pada kain yang populer di Jepang. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan shibori adalah kain mori primisima, karet gelang, pewarna remasol waterglass, sarung tangan plastik, wadah, dan ember.

Langkah awal dalam pembuatan shibori yaitu melipat kain dengan lipatan yang berbeda-beda, hal ini tentu akan menghasilkan motif yang berbeda pula. Jika sudah selesai dilipat, kain mori tersebut diikat menggunakan karet gelang dengan kencang. Setelah itu, masuk pada tahap pewarnaan dengan merendam kain pada cairan warna. 

Pewarna kain yang digunakan adalah pewarna remasol. Terdapat 3 warna yang disediakan pada pelatihan shibori ini, yaitu warna biru turqish, ungu, dan merah. Ketika melakukan pewarnaan, peserta pelatihan shibori tidak lupa memakai sarung tangan plastik. Penggunaan sarung tangan plastik tersebut bertujuan agar cairan pewarna yang digunakan tidak mengenai tangan. Kemudian kain yang sudah diwarnai dicelupkan pada waterglass untuk "mengunci warna" pada kain. Setelah tahap pewarnaan selesai, kain diperas secara perlahan hingga tidak ada air yang menetes. Tahap terakhir adalah melepas ikatan karet dan melakukan pengeringan dengan cara diangin-anginkan di tempat yang tidak terkena panas. Jika kain sudah kering, maka kain sudah jadi.

"Harapan saya dengan adanya pelatihan shibori ini dapat meningkatkan kreativitas dan dapat mengolah bakat minat para pemuda dan pemudi Desa Mojosari. Lebih baik lagi apabila kegiatan ini dapat berlanjut untuk dijadikan salah satu usaha pemuda-pemudi Desa Mojosari", kata Rona, penanggung jawab pelatihan shibori. Dengan demikian pelatihan shibori ini dapat dirasakan kebermanfaatannya oleh pemuda-pemudi Desa Mojosari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun