SEMARANG- Senin (24/1/2022) Di Indonesia, masalah sampah masih jadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Pengelolaan sampah belum memaksimalkan tahap mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah.
Sampah hanya dikumpulkan menjadi satu, kemudian berakhir pada tempat pembuangan akhir. Akan tetapi, timbunan sampah yang menggunung di lokasi tempat pembuangan akhir ini memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia juga kelestarian lingkungan.
Untuk mengurangi permasalahan sampah yang ada, mahasiswa KKN Undip memperkenalkan Pemilahan Sampah Berdasarkan Sistem Budaya Jepang, yaitu sampah bakar (combustible), sampah tidak bakar (non-combustible), sampah daur ulang (recycle), dan sampah ukuran besar. Melalui pemilahan sampah tersebut, kini negara Jepang terkenal dengan pemandangannya yang indah, dan lingkungan yang sangat bersih.
Kesadaran masyarakat di Jepang ini juga baru muncul 20 tahun yang lalu. Pada saat itu Jepang baru tumbuh menjadi negara industri. Kasus pencemaran lingkungan, dan keracunan menjadi dampak dari tumbuhnya industri. Limbah dan sampah rumah tangga saat itu menjadi masalah besar bagi kehidupan warga Tokyo. Contoh terbesar akibat ketidakpedulian pada sampah adalah kasus pencemaran Minamata.
Di tahun 2001, tercatat lebih dari 1700 korban meninggal karena tragedi tersebut.Yang dari awalnya mereka tidak peduli sama sekali dengan sampah, namun kini mereka dapat menggunakan sampah bahkan untuk sumber daya.
Rona Khofi Allifah mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang melaksanakan kegiatan KKN di Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang dengan program kerja yang berjudul “Pemilahan Sampah Berdasarkan Sistem Budaya Jepang”.
Kegiatan tersebut dilaksanakan hari Senin (24/1/2022) dilakukan dengan memberikan penyuluhan terkait Pemilahan sampah budaya Jepang, kategori dan penggolongan sampah kepada warga RW 07 Kelurahan Kalipancur khususnya pada bapak dan ibu rumah tangga.