Mohon tunggu...
Romza M Gawat
Romza M Gawat Mohon Tunggu... Swasta -

Untuk kebaikan Bersama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mewaspadai Gerakan Medsos ala Saracen di Pilbup Nganjuk

31 Januari 2018   23:30 Diperbarui: 31 Januari 2018   23:55 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kelompok Saracen ini menggunakan lebih dari 2000 akun media untuk menyebarkan konten kebencian. Rilis resmi dari kepolisian menyebutkan bahwa akun yang tergabung dalam jaringan kelompok Saracen berjumlah lebih dari 800.000 akun. Dari penelusuran terhadap akun Facebook yang diduga milik salah satu tersangka, Sri Rahayu Ningsih, berbagai status yang diunggah lebih banyak berisi kritik terhadap pemerintahan Jokowi saat ini.

Tujuan mereka menyebarkan konten tersebut semata alasan ekonomi. Media-media yang mereka miliki, baik akun Facebook maupun situs, akan mem-post berita atau konten yang tidak sesuai dengan kebenarannya, tergantung pesanan. Kelompok Saracen menetapkan tarif puluhan juta dalam proposal yang ditawarkan ke sejumlah pihak --- "Infonya sekitar Rp 72 juta per paket," ujar Kepala Bagian Mitra Divisi Humas Polri Kombes Pol Awi Setiyono di Mabes Polri, Jakarta.

Angka tersebut meliputi biaya pembuatan situs sebesar Rp 15 juta dan untuk membayar sekitar 15 buzzer sebesar Rp 45 juta per bulan. Ada pula anggaran tersendiri untuk Jasriadi selaku ketua sebesar Rp 10 juta. Selebihnya, biaya untuk membayar orang-orang yang disebut wartawan. Para wartawan itu nantinya menulis artikel pesanan yang isinya juga diarahkan pemesan.(news.detik.com)

Dewasa Bermedsos

Apapun tujuannya, siapapun calonnya, alangkah baiknya apabila memanfaatkan Medsos lebih elegan. Tidak mudah menggunakan Medsos untuk hal-hal yang mengarah pada permusuhan. Apalagi bernuansa SARA lebih baik dihindari sebelum terjerat Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Parahnya lagi, apabila tujuannya menyerang calon yang bukan jagonya tidak dengan fakta dan data. Kemauan "yang penting serang" memungkinkan terjebak pada pidana. Apabila tidak bisa menahan emosi.

Melalui Medsos memang lebih mudah untuk mengekspresikan kemauan. Sebab, sesuai selera lebih mudah dilontarkan daripada disampaikan melalui lisan. Apalagi menggunakan smartphone yang tidak ada beban psikologis di hdapan orang banyak.

Betapa baiknya apabila Medsos digunakan untuk saling promosi program yang akan diterapkan para Paslon. Selain itu, begitu bijaknya apabila para timses memanfaatkan Medsos dengan kegiatan-kegiatan posistif jagoannya. Tidak justru sebaliknya jika Medsos hanya digunakan untuk saling menyerang.

Wallahu A'lam Bi Shawab

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun