Mohon tunggu...
Romy Steven J
Romy Steven J Mohon Tunggu... guru komputer dan konsultan it -

Saat ini saya mengajar TIK SMA Negeri 2 Makassar dan juga menjadi konsultan IT dan programmer di beberapa perusahaan di kota Makassar. \r\n\r\nSaya ingin memperkuat salah satu pilar utama bangsa kita yaitu Pendidikan. Jika bisa menjadi guru yang berkarakter baik, maka akan menghasilkan generasi penerus yang juga berkarakter baik yang pada akhirnya akan membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Memang sulit tapi PASTI BISA :)\r\n\r\nKunjungi juga web blog saya di www.pakgururomy.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saya Didukung Jadi Menteri Kegalauan

5 Desember 2011   13:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:48 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi sore sehabis pulang ngajar, saya iseng-iseng mengirim BM (Broadcast Message) ke siswa-siswa dan teman-teman yang terdaftar di contact BB saya. Entah darimana ide mengenai isi pesan BBM, tetapi setelah dikirim ternyata sangat banyak yang meresponi, haha. Berikut isi BM saya: Setuju ngak kalau presiden SBY menambah 1 orang menteri baru khusus untuk menjaga generasi muda Indonesia dari kehancuran.. Sebaiknya dinamakan menteri kegalauan, lalu dibuat undang2 anti galau.. Hahahaha Oh ya lupa, masa cuma menteri kegalauan ya, mending skalian saja ditambahkan menteri kenarsisan, menteri kejayusan dan menteri kealayaian.. Hahaha.. Siapa mau mencalonkan diri jadi menterinya? Hahahaha Saya cukup kaget dengan balasan yang masuk, rata-rata menyarankan saya yang menjadi menterinya.. Hahaha Yup, inilah keadaan bangsa kita saat ini. Banyak hal yang terasa aneh bahkan sangat aneh yang menyebabkan produktifitas anak-anak bangsa menjadi hilang. Makanya, muncullah istilah-istilah baru yang mungkin tidak dipahami dan sangat tidak dimengerti artinya sama "orang-orang tua". Sengaja saya menulis dengan tanda petik, karena yg saya maksud orang tua adalah mereka yang tidak mengikuti perkembangan zaman. Ada istilah galau, entah dari mana lahirnya kata ini dan entah siapa yang melahirkan kata ini tapi kata ini sangat sering diucapkan anak2 ketika sedang punya masalah yang belum bisa diselesaikan, mungkin untuk orang zaman dulu anonimnya "gundah gulana" hahaha Istilah narsis, entah siapa juga bapak dan ibu dari kata ini, hehe. Kata ini menggambarkan orang2 yang selalu mau tampil, selalu mau ditau. Mungin istilah zaman dulunya carmuk (Cari Muka) Istilah jayus, lagi-lagi saya tidak tau siapa yang melahirkan kata ini. Kata ini diberikan kepada orang yang melucu tapi tidak lucu, aneh juga ya. Zaman dulu kalau ada orang melucu, maka respon pendengarnya adalah tertawa, sekarang, kalau ada orang melucu, respon dari pendengarnya, ramai-ramai teriak "Jayuuuuuussss" hahaha Kata terakhir yg lagi-lagi saya tidak tau asal usulnya adalah kata alay. Kata ini menggambarkan orang yang hidup di zaman sekarang tapi bergaya seperti orang zaman purba alias ketinggalan zaman. Tapi anehnya, banyak anak-anak yang puber malah bertingkah alay, misalnya kalau difoto, gayanya rata-rata sama yaitu jarinya ditaruh di birir lalu bibirnya dimonyongkan, hahaha, atau pipinya diisi angin jadi kayak ikan mas koi, hahaha. Yah inilah beberapa kata yang hampir setiap hari saya dengar dari siswa-siswa yang saya ajar. Bahkan terkadang tengah malam masuk SMS atau BBM ke saya, bunyinya "PaK, s4Y4 l46i g4L4U niH". Wah, saya membutuhkan sekitar 10 menit untuk mengerti apa sebenarnya arti sms itu, ternyata sms itu mengandung 2 arti yakni: Galau dan ALAY (Karena tulisannya campur aduk) hahaha Tidak kalah, di Twitter juga bertaburan banyak sekali kata galau, maka saya membuat autotwit yang akan membalas secara otomatis semua tweet yang ada kata galaunya, balasannya seperti ini: Orang suka galau cepat tua, haha mending enjoy aja :) Banyak siswa yang protes, tapi sy jawab namanya saja autotwit akan otomatis membalas semuanya, haha.. Maka mereka tidak kalah kreatif, hari berikutnya mereka bukan lagi nulis kata galau, tapi galaw, ckckckckckck.. Hahaha Sebagai penutup, saya cuma mau sharing sedikit. Ternyata anak-anak kita bisa galau, narsis, jayus bahkan alay itu karena pergaulan bahkan ada juga pengaruh dari orang tua mereka yang kurang perhatian bahkan cenderung cuek. Mereka sedang mencari jati diri. Kalau kegalauan, kenarsisan, kejayusan dan kealaian ke arah yang positif sih oke-oke saja, tapi kalau ke arah negatif, nah ini yang berbahaya. Makanya sebagai seorang guru, saya mencoba untuk bisa memahami keadaan mereka. Yang baru putus dengan pacarnya, biasanya akan galau, haha. Menyempatkan waktu untuk "mengerti" mereka adalah salah satu solusi yang baik. Ketika mereka sedang galau, seharusnya ada orang yang bisa memberikan masukan yang positif buat mereka. Ketika mereka sedang narsis, seharusnya ada orang yang bisa mengingatkan batasan-batasan sopan santun, jadi bisa narsis asal sopan, hehe. Kalau orang tua mereka sibuk dan tidak punya waktu, maka seorang guru seharusnya bisa memberikan pencerahan kepada mereka. Mungkin inilah penyebab, saya didukung untuk menjadi menteri, walaupun cuma menjadi menteri kegalauan, menteri kenarsisan, menteri kejayusan atau menteri kealayan. Hahahaha Salam sukses, Romy Steven J www.romystevenj.com Baca tulisan saya yang lain di http://www.kompasiana.com/romystevenj

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun