Mohon tunggu...
ROMO NTB
ROMO NTB Mohon Tunggu... Wiraswasta - muslim, plural, akar rumput

Aku adalah apa yang diinginkan Tuhan atas diriku

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menunda Pemilu? Presiden Tiga Periode? Ah Sudahlah

18 April 2022   17:22 Diperbarui: 18 April 2022   17:32 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kebebasan Berpendapat/Piaxabay.com

Melihat timeline pemberitaan baik online maupun offline, sejauh ini, terus terang membuat saya bosan.  Tema  beritanya tidak jauh dari diskursus mengenai penundaan Pemilu 2024 dan opsi perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi 3 periode. 

Saking gaduhnya, serombongan mahasiswa yang mengatas namakan diri mereka Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengadakan unjuk rasa terkait tema tersebut, tentu saja disertai dengan ragam tema yang lain, kalo gag rame kan gag asyik,hehehe.

Saya bosan, bukan karena saya mencoba tidak perduli akan isu faktual bangsa ini. Saya bosan, karena kita terus menerus dipaksa untuk melihat bahwa persoalan tersebut adalah sama pentingnya dengan kebutuhan kita untuk buang air besar setiap pagi. 

Dipaksa, untuk terus menyimak dan mendengarkan beragam perdebatan, retorika, analisa, hipotesis, aksioma dan beragam istilah kelas dewa yang berseliweran di mata dan telinga, sampai membuat kita lupa kalo kita mengisap rokok dengan terbalik, Cuk.

Saya pribadi, jika ditanya, dan semoga tidak ada yang bertanya, tentu saja tidak setuju jika Pemilu 2024 ditunda, apalagi jika UUD 45 diamandemen, terkait masa jabatan Presiden. Apalagi, alasan penundaan Pemilu 2024 sebagaimana diwartakan adalah untuk menjaga kestabilan ekonomi yang sedang tumbuh pasca pandemi, hash ra mashook blas.

Yang diperkirakan stabil kan ekonomi Republik  Indonesia, lha emang ekonomi dunia gag berpengaruh opo? Pemilu 2024 ditunda, demi kestabilan ekonomi, sementara Rusia dan Anerika sedang membuka pintu gerbang Perang Dunia Ke-3, dan harga rokok terus naik, lha piye tho, Jeng? 

Apalagi soal perpanjangan masa jabatan Presiden, menurut saya sih jelas sangat tidak asyik betul untuk didiskusikan. Apabagi sampai berhari-hari, berbulan-bulan, di semua saluran media, sampai-sampai iklan di media pun terus bermunculan selama 3 putaran, saking terbiusnya. Lha, konstitusi sudah bilang hanya maksimal dua kali masa jabatan kok, lha trus apa yang mau dibahas? 

Lho, kan konstitusi kan bisa diamandemen, bahkan sudah empat kali dilakukan, apa salahnya dilakukan lagi untuk yang ke lima? Ya, silahkan saja sih Bapak dan Ibu Anggota Majelis dan Dewan yang terhormat, itu kan memang hak anda semua, tapi mbok ya, kalo memang pembenarannya seperti itu, ya sebaiknya yang diamandemen tidak hanya UUD 45, tapi juga isi otak kita semua, se-Indonesia Raya...hehehe

Saya  menolak perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi, bukan karena dislike. Saya adalah pendukung beliau dalam dua periode Piplres kemaren. Namun, jujur saja, kebesaran hati seorang pemimpin Nusantara, yang telah mengomandoi Indonesia Raya selama +/- 10 tahun, legowo untuk memberikan kesempatan kepada tokoh berikutnya naik panggung jelas adalah bukti rasa ksatria itu sendiri. 

Saya menolak perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi untuk tiga periode karena sangat menghormati beliau itu sendiri. Sudah lha Pak, maen sama Jan Etes saja jauh lebih menyenangkan kok, biarkan tokoh berikutnya yang merasakan bahwa memimpin Nusantara ini ternyata memang tidak semudah berdialog di Mata Najwa, apalagi segampang berdemo, eh.

Itulah yang membuat saya bosan mendengar, membaca dan mencermati trending topic beberapa bulan terakhir. Alasannya sangat sumir, seolah-olah Indonesia ini ya baik-baik saja, padahal ya yang perlu diwartakan secara lebih serius kan lebih banyak tho, hehehe. 

Pemilu itu pesta demokrasi ala Nusantara kok ya mau ditunda, lha terus kapan dong kita masyarakat Nusantara yang gemah ripah loh jinawi ini akan berpesta bareng, kalau bukan waktu Pemilu? Ya gag Guys? hehehe

Jujur, saya pun bosan menulis ini, karena membahas urusan yang membuat saya bosan. Jadi konklusinya, ayo lha, siapapun, yang bisa menghentikan semua diskursus tidak menarik ini. 

Entah Ketua MPR, Ketua DPR, Presiden, atau tukang parkir Indomaret, siapapun dia, please dah, hentikan sudah semua pembahasan soal penundaan Pemilu dan presiden 3 periode ini.  Dan, sebagai sebuah konsensus, sembari menyanyikan Himne Syukur dan Padamu Negeri, mari bersama kita teriakkan bersama, PEMILU DITUNDA, PRESIDEN 3 PERIODE, Aaaah SU-DAHLAH.   

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun