Mohon tunggu...
Ag. Farano Gunawan
Ag. Farano Gunawan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photograph freeze the time

Born at Manado. Raised at Dobo, Parigi, Surabaya, Kediri. Home at Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jam Bumi - Earth Hour

27 Maret 2010   17:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:09 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu fenomena terbaru yang benar-benar trend, Earth Hour. Dimulai dari kota Sydney di 31 Maret 2007, ketika seisi kota berkomitmen untuk mengurangi konsumsi listrik secara serentak, meski hanya satu jam. Berdampak hingga hari ini (27 maret; dibelahan bumi manapun) terutama pada pukul 20.30-21.30 seturut waktu setempat, secar sadar mematikan/mengurangi penggunaan daya listrik meski hanya satu jam.

Hotel tempat saya bekerja, Hyatt Regency Yogyakarta, telah melakukannya setahun lalu, dan kini kami sangat antusias menyambut pemadaman listrik secara sadar tersebut. Hingga dibuatlah seragam menyambut Earth Hour berlogo angka 60 dengan fill-in bumi kita tercinta. Sementara para fotografer (baik yang berkelas Semi-Pro, Amatir hingga Dadakan) diminta untuk mengabadiakn moment langka ini, dalam kemasan Lomba Foto Earth Hour. Para tamu yang tahu tentang hal ini juga turut "menikmati" dalam suasana penuh keremangan, karena minimnya cahaya. Meski ada juga yang berseloroh, "Kalau memang tau mati lampu, kok nggak pake genset, sih??!!" Hmmm... cape dehh..!!

Segitunya sampai anakku, Bhré Sukma Jayanagari, turut merelakan dirinya, menahan malu dan penuh rasa patriotisme sebagai "penyelamat bumi", memberanikan diri menulis di papan tulis kelasnya bahwa tanggal 27 Maret 2010 pukul 20.30-21.30 adalah Earth Hour (meski Bhré melafalkan sebagai "erth hors"). Sontak teman-teman seperjuangan di kelas 3 SD Caritas, Nandan, Sleman, Yogyakarta bertanya-tanya, baik secara spontan ke Bhré maupun guru mereka. walhasil, Ibu Titik yang notabene sebagai petugas Administrasi sekolah plus pembina Pramuka, turut ambil bagian memberi informasi tambahan ke murid-muridnya. Thanks to Bhré.

Beberapa teman dan tetangga menanggapi secara minus, "Ini khan listrik-listriku sendiri, toh kalian ndak ikut mbayari..", atau "Lha wong hampir tiap hari kena giliran dari PLN, pas nyala kok malah disuruh dimatikan...??" Well, fellow teman dan tetangga.. ini hanya masalah komitmen saja kok. Tidak lebih.

Eniwey, entah disengaja atau tidak, sudah saatnya mengurangi konsumsi listrik, apalagi yang bersumber dari PLTA (lama-lama sungai kita kering loh..), PLTD (minyak lagi.. CO2 lagi...). Coba kita lihat para nenek moyang kita, tanpa listrik pun nggak masalah. Apalagi ini cuma satu jam dari waktu senggang kita.

Sudahkah anda ber-Earth Hour??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun