Mohon tunggu...
Rommy Hidayat
Rommy Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa universitas maritim raja ali haji

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Negatif Tumpukan Sampah terhadap Ekosistem Mangrove di Kawasan Estuari Sei Jang

29 April 2021   21:10 Diperbarui: 29 April 2021   21:25 2161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar penyebab terjadi penumpukan sampah / dokpri

 Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut (Susiana, 2011; Rakhfid & Rochmady, 2013; Kartikasari & Sukojo 2015; Susiana, 2015). Mangrove juga merupakan suatu ekosistem khas di wilayah pesisir yang tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara komponen abiotik seperti senyawa anorganik, organik dan iklim (Gufhrona et al., 2015; Rochmady, 2015).

Tanjungpinang memiliki ekosistem mangrove seluas kurang lebih 1.300 ha, namun 100 ha diantaranya rusak akibat penebangan dan penimbunan untuk pemukiman dan industri (Hafsar, 2018). Kawasan estuari Sei Jang merupakan daerah yang terletak di Kelurahan Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau memiliki ekosistem mangrove yang cukup luas. Jenis--jenis mangrove yang tumbuh di Perairan Sei Carang terdiri dari Rhizophora sp., Bruguiera sp., Avicennia sp., dan Sonneratia sp. Kawasan ini didominasi oleh jenis mangrove Rhizophora sp., yang merupakan jenis mangrove yang paling banyak ditemui.

Menurut Saenger et al. (1983) dan Kusmana (1993) dalam Kusmana (1996), tiga sumber utama penyebab kerusakan mangrove, yaitu pencemaran, penebangan yang berlebihan/tidak terkontrol, dan konversi hutan mangrove menjadi bentuk lahan yang berfungsi non-hutan seperti pelabuhan, pemukiman, pertanian dan pertambangan yang kurang mempertimbangkan faktor kelestarian lingkungan.

Gambar tumpukan sampah di ekosistem mangrove / dokpri
Gambar tumpukan sampah di ekosistem mangrove / dokpri

Hutan mangrove termasuk salah satu habitat yang dapat menjerat sampah yang masuk ke laut ini dapat mengakibatkan dampak buruk bagi ekosistem mangrove, hutan mangrove cenderung tumbuh dalam jarak yang sangat berdekatan dan akar tunjang yang dimiliki oleh mangrove.

Dampak negatif dari sampah terhadap mangrove yaitu :

  1. tumpukan sampah dapat menghalangi sirkulasi udara sehingga akar mangrove sulit melakukan respirasi.
  2. mengakibatkan kematian mangrove
  3. terganggunya pertumbuhan bibit-bibit mangrove yang baru, sehingga proses regenerasi vegetasi mangrove tidak berjalan dengan baik karena adanya tumpukan sampah non-organik tersebut menghalangi masuknya unsur hara yang berasal dari aktivitas pasang surut.
  4. adanya tumpukan sampah nonorganik tersebut menjadikan kualitas fisika, kimia dan biologi yang mendukung kehidupan mangrove menjadi berkurang
  5. sampah-sampah yang terjerat akar mangrove dapat merusak keindahan ekosistem mangrove.

Gambar penyebab terjadi penumpukan sampah / dokpri
Gambar penyebab terjadi penumpukan sampah / dokpri

Pencemaran yang terjadi salah satunya disebabkan oleh adanya sampah pada kawasan mangrove yang terdiri dari sampah organik maupun anorganik dan lebih didominasi oleh jenis sampah anorganik. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanah pun akan berkurang.

Mandura (1997) menemukan bahwa pembuangan sampah ke habitat mangrove telah mematikan banyak akar pasak yang tumbuh di laut merah. Hilangnya banyak akar pasak tersebut akan menurunkan luasan permukaan respirasi dan permukaan pengambilan unsur hara oleh tanaman yang pada akhirnya menurunkan pertumbuhan pohon.

Pentingnya Hutan mangrove karena memiliki berbagai macam peran dan manfaat, baik itu ditinjau dari aspek ekologi, sosial maupun aspek ekonomi. Besarnya peranan hutan mangrove bagi kehidupan biota laut, dapat diketahui dari banyaknya jenis ikan, udang, kepiting bahkan manusia yang tinggal di sekitar hutan mangrove, hidupnya bergantung dari keberadaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun