Awalnya B2P2TOOT Â adalah sebuah kebun koleksi tanaman obat yang bernama "Hortus Medicus Tawangmangu", yang kemudian Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 1978 berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO).Â
Pada tahun tahun 2006, BPTO beralih Menjadi B2P2TOOT berdasarkan Peraturan Menteri Kesahatan Nomor 491 Tahun 2006.
Naiknya status kelembagaan tersebut memberikan ruang yang lebih luas untuk melakukan penelitian dan pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Salah satu tugas dari lembaga tersebut adalah melakukan saintifikasi jamu, dengan harapan mampu menarik minat masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam menggunakan jamu.
Menteri Kesehatan RI periode 2012-2014, Nafsiah Mboi pada Tanggal 31 Januari 2013 meresmikan Rumah Riset Jamu "Hortus Medicus" berbasis rawat inap dan rawat jalan, lokasinya berada di B2P2TOOT Tawangmangu.
Tidak hanya di Tawangmangu, di kota Pekalongan juga terdapat Klinik Saintifikasi Jamu yang buka setiap Senin-Jum'at pukul 08.00-12.00 WIB, Tepatnya di UPTD BALAI PELAYANAN DAN SAINTIFIKASI JAMU (BPSJ) jl.Jl. Letnan Suprapto No.5, Wetan, Kertoharjo, Kec. Pekalongan Sel., Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51171 .
So, untuk warga Kota Pekalongan yang ingin menikmati serta konsultasi terkait jamu yang cocok untuk kesehatan bisa langsung menuju BPSJ Kota Pekalongan.
Maka Dari Itu
Kalau di India terkenal dengan ayurvedic dan di China terkenal dengan chinese tradisional medicine (sering dikenal dengan istilah Shinse), maka Jamu juga sudah menjadi signature pengobatan tradisional masyarakat Indonesia.  Bahkan UNESCO  telah menetapkan Jamu sebagai warisan tak benda pada tahun 2023. Â
Berdasarkan pengetahuan tersebut, menimbulkan rasa kecintaan terhadap jamu. Sehingga jengkel rasanya apabila jamu menjadi istilah lain yang merujuk pada perbuatan negatif.Â
Apabila tidak bisa melestarikan budaya nenek moyang tersebut, paling tidak jangan merusaknya. Memang minuman jamu kurang familiar dikalangan gen Z, mungkin karena kurangnya sosialisasi ataupun memang rasanya yang terkadang pahit dan getir.Â
Namun, pahit-pahitnya jamu lebih bermanfaat dari pada janji manis Para Caleg yang terasa enak di telinga.