Fase ini biasanya terjadi setelah infeksi bertahun-tahun (1-5 tahun). Keadaan penderita biasanya nampak sehat dan baik-baik saja, namun sebernarnya sedang terjadi replikasi (perbanyakan) virus secara lambat dalam tubuh.
3. Fase simtomatik
Munculnya gejala penyakit ringan atau cukup berat setelah 5 tahun atau lebih terkena infeksi HIV. Pada tahap ini fungsi kelenjar limfa mulai menurun bahkan hilang, sehingga terjadi peningkatan virion dalam sirkulasi darah.
4. Fase AIDS
Setelah terinfeksi hampir 7 tahun lebih maka sistem imunitas dalam tubuh sangat sedikit.  AIDS related complex adalah keadaan yang ditandai dengan munculnya paling sedikit dua dari gejala-gejala berikut ini :
- Demam berlangsung lebih dari 3 bulan
- Penurunan berat badan lebih dari 10%
- Limfadenopati (kelenjar sisitem imun yang umumnya membesar karena infeksi virus/bakteri) berlangsung lebih dari 3 bulan
- Kelelahan dan keringat malam
- Diare
ditambah paling sedikit 2 kelainan laboratorium berikut :
- CD4 kurang dari 400/ mL
- Rasio CD4/CD8 kurang dari 1.0 % (rasio CD4/CD8 normalnya lebih besar dari 1.0%, dengan limfosit CD4 500-1200 mL dan limfosit CD8 150-1000 mL)
- Leukotrombositopenia dan anemia
- Peningkatan serum imumoglobin
- Penurunan blastogeneses sel limfosit
- tes kulit alergi
2. Penularan
Penularan HIV awalnya melalui hubungan seksual. Namun seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan diketahui bahwa penularan HIV dapat terjadi melalui pertukaran cairan dalam tubuh dari orang terinfeksi seperti ASI (Air Susu Ibu), semen(air mani) dan cairan vagina. Selain itu, penggunaan ulang jarum suntik dari seorang yang terinfeksi HIV termasuk salah satu penyebab penularan HIV.
Penggunaan jarum suntik bersama di kalangan Penasun (pengguna narkoba suntik) menjadi faktor penularan HIV pada tahun 2006 sebesar 59% . Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tentang perkembangan HIV dan AIDS tahun 2010 bahwa penularan HIV dapat melalui beberapa hal yaitu :
- Bubungan heteroseksual (laki-laki dan perempuan) sebesar 52,7%
- Penasun sebesar 38,3%
- Lelaki seks lelaki (Homoseksual) sebesar 3,0%
- Perinatal (Faktor terjadi semasa kelahiran) sebesar 2,6%.
3. Pencegahan
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI menerapkan konsep "ABCDE" untuk mencegah atau menghindari penularan HIV. Berikut ini adalah penjelasanya :
- A (Abstinence) : Absen seks atau tidak melakukan hubungan seksual bagi yang belum menikah
- B (Be faithful) : bersikap saling setia kepada pasanganya (tidak bergonta-ganti pasangan)
- C (Condom) Â Â Â : Cegah penularan seksual menggunakan kondom
- D (Drug no) Â Â Â : Jangan menggunakan Narkoba
- E (Education) Â : Pemberian edukasi yang benar mengenai HIV dan AIDS
4. Hoax seputar HIV
1. kondisi fisik seseorang
Meskipun terdapat beberapa ciri-ciri seorang terkena HIV, namun perlu adanya uji laboratorium untuk memastikan seseorang terkena HIV. Bahkan, bila seorang terkena HIV pun kita tidak berhak untuk mengintimidasi dan mengisolasi. Jangan menjudge seseorang mengidap HIV tanpa ada evidence base yang lengkap. Karena umumnya orang terkena HIV stadium awal tidak menunjukkan ciri-ciri terinfeksi.
2. Flu dan sentuhan kulit mampu menularkan HIV