Rabu, 03Â November 2010
Selesai baca 'Life on The Refigerator Door', Novel by Alice Kuipers, jadi berpikir dan bertanya.
Apakah mamaku baik-baik saja?
Apakah dia sehat?
Terakhir aku telepon sekitar 1 minggu yang lalu, dia lagi flu.
Aku rasa mamku seperti hampir semua ibu di dunia ini, selalu menyembunyikan sakitnya, berpura-pura, berharap anaknya selalu melihat dia baik-baik saja.
Saat aku nulis ini, mamaku lagi ngapain ya??
Mungkin dia sudah tidur atau menunggu kantuk datang sambil nonton teve. Di kampung halamanku biasanya jam 7 malam saja sudah sepi.
Jauh sebelum baca novel ini, aku sudah punya niatan untuk menuliskan ini. Meski mamaku gak baca.
Kalau aku boleh memilih/lebih tepatnya kalau saja situasi/keadaan memberiku pilihan. 8 tahun yang lalu aku ingin menempuh SMA, kuliah, dan kerja di dekat rumah atau mungkin menekuni usaha mamaku. Tapi, jalan hidupku berbeda dari yang kuinginkan sekarang.
Tepatnya 2 tahun terakhir aku baru sadar, aku tak punya banyak waktu untuk mamaku. Bahkan baru pertengahan tahun ini, aku baru merencanakan/menjadwalkan menelpon 2 atau 3 kali dalam seminggu. Meski yang ditanyakan/dibahas itu-itu saja. Percakapnnya akan selalu seperti ini:
Aku >> " Assalamualaikum"
Mama >> "Wlkmslm"
Aku >> "Pripun kabare mak, sehat?"
Mama >> "Ya, sehat"
Durasinya tidak lebih dari 2 atau 3 menit. Akan sedikit panjang kalau ditambah menanyakan kabar bapak, keponakan, dan kabar saudara/tetangga rumah.
Hingga detik ini aku masih menjadi seoarang anak yang sulit berkomunikasi dengan orang tua. Padahal dengan teman/pasangan. Aku bisa menciptakan percakapan yang mengalir apa adanya, tidak dibuat-buat.
Aku menyesal, sungguh, tidak bisa melihat hari-harimu.
Bagaimana ya jadinya kalau aku selalu ada di sampingmu, merawatmu. Melihat masa tuamu yang diliputi gelak tawa cucumu, dan tentu saja dengan pekerjaanmu. Kalkulator, buku laporan harian, padi, beras, merang, bekatul, sepertinya lebih dekat denganmu ketimbang aku.
Mama....maafkan anakmu ini yang sulit mengungkapkan betapa aku menyayangimu.
Aku tidak ingin seperti Claire, menjadi putri yang baru menyadarai betapa selama ini tidak menyempatkan waktu bersama sepeninggalmu.
Peluk cium, Romi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H