Orang tua tidak bisa hanya menuntut anak untuk menjadi anak hebat, sedangkan dia tidak hebat atau berusaha menjadi hebat. Fenomena yang marak di masyarakat adalah orang tua sering kali menyuruh atau meminta agar anaknya berbuat ini itu, belajar ini belajar itu, berperilaku begini atau begitu tanpa menyadari bahwa dirinya tak melakukan apa-apa. Maksudnya adalah ketika orang tua meminta anaknya belajar, kemudian mengatakan, "Ayo belajar, biar pinter, biar dapat nilai bagus." dan kenyataannya si orang tua justru menonton sinetron, maka orang tua yang demikian bukanlah orang tua yang hebat. Dikatakan demikian karena orang tua ini memberi contoh tidak baik. Meminta anak belajar, tapi dia malah nonton TV.
Seharusnya, jika orang tua menuntut agar anak hebat, maka orang tua harus juga hebat. "Nak, belajar!" ketika orang tua mengatakan hal ini kepada anak, seharusnya orang tua mendampingi anak belajar. Ini hanyalah satu contoh. Contoh lain, orang tua yang ingin anaknya mandiri, maka orang tua pun harus mandiri. Orang tua yang ingin anaknya sopan santun, maka orang tua pun harus sopan santun. Orang tua yang ingin anaknya jujur, maka orang tua harus juga jujur. Intinya, orang tua adalah teladan anak. Bagaimana orang tua berperilaku, berucap, dan bergerak maka anak pun akan seperti yang dicontohkan orang tua.
Masa' sih begitu, kan kadang ada orang tua sudah baik, tapi anaknya tetap saja kaya' gak pernah diajari sopan santun. Apa benar demikian? Lha anak Pak Haji depan rumah ku, anaknya malah suka pacaran dan menghamili anak orang. Ada lagi, di tempat lain anaknya Pak Ustad, anaknya malah suka nyuri. Padahal orang tua mereka kan orang yang terkenal baik di mata masyarakat. Pasti teman-teman banyak yang bilang demikian. Bener gak? Itu kan luarnya. Apakah teman-teman pernah mencoba home stay di rumah Pak Haji atau Pak Ustad yang kata orang baik itu? Terkadang orang memandang kan hanya luarnya saja, sedang dalam rumah yang tahu yaaa...anak-anak mereka.. bener gak sih? aahhh tau yaa.. allohualam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H