Mohon tunggu...
Romi afinyuda
Romi afinyuda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Trying to be better writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Resolusi Rina

18 Januari 2024   14:01 Diperbarui: 18 Januari 2024   14:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RESOLUSI RINA

"Bisa ngga ya akhir tahun ini wisuda" didalam pikiran Rina memikirkan nasibnya sebagai mahasiswa semester akhir.

"Harus bisa, tahun ini harus udah wisuda, abis wisuda lanjut kerja." lanjut Rina dengan mantap 

Bukan tanpa sebab rina berambisi untuk menyelesaikan studinya pada tahun ini, sebab kedua orang tuanya sudah tidak mampu membiayai Rina. sang ayah sudah renta, tak mampu bekerja sedangkan sang ibu hanya buruh tani yang terkadang hasil keringatnya dibayar dengan hasil kebun. tidak banyak yang dapat Rina lakukan selain berkerja paruh waktu pada sebuah rumah indusrti di dekat rumahnya, dari pekerjaannya Rina hanya mendapat upah yang cukup untuk menyambung makan keluarganya. 

"Rin, kamu kerja dari pagi?" tanya ibu Rina

"Iya Bu, udah selesai UAS, Rina kerja dari pagi. emang kenapa Bu?" tanya Rina

"Beras udah abis Rin. bisa ga kamu pinjem uang dulu sama bosmu, nanti dipotong hari sabtu saat gajian" kata Ibu

"Aduhh Bu, Rina ngga enak, kemarin kan Rina udah pinjam uang buat Bapak berobat." sanggah Rina

"Tapi beras kita udah abis Rin, Ibu belum ada panggilan" jawab ibu dengan mata yang sendu

Rina tidak tega melihat sang ibu dan sang bapak dengan keadaan ini, ingin Rina menjatuhkan air matanya didepan sang Ibu namum Rina tetap berusaha terlihat tegar. "Nanti Rina pikirkaan ya Bu" hanya kalimat tersebut yang keluar dari mulut Rina.

Pagi itu Rina berangkat kerja dengan lambung yang kosong tidak ada makanan yang masuk ke dalam kerongkongannya. yang ada hanyalah segelas air yang Rina harapkan mampu menjadi bahan energinya hari ini untuk berkerja. Rina berjalan kaki menuju rumah industri kerupuk kulit yang selama ini menjadi tumpuan keluarganya. Ia terus memikirkan bagaimana caranya ia dapat membawa pulang sekantung beras yang dapat ia makan bersama keluarganya setelah lelah berkerja. 

"Rin, kamu ngga ke hongkong aja?" tanya teman Rina saat mereka sedang istirahat siang hari

"Hehe masih kuliah bu, sebentar lagi juga lulus" jawab Rina dengan memperlihatkan senyum ramahnya

"Kamu gak kasian sama ibu bapakmu, udah tua masih kerja. lagian sama aja jaman sekarang mau yang lulus kuliah atau lulus SMK susah cari kerjanya. ujung-ujungnya juga kerja bersih-bersih. apalagi rina kuliah guru, palingan juga honerer. mending kerja di hongkong aja kayak anak saya" teman kerja Rina lainnya ikut menambahkan

"Iya betul itu Rin, anaknya Bu Ida baru dua bulan ke hongkong udah bisa renovasi rumah, kenapa kamu ngga coba dulu aja" kata teman Rina

Selain menahan rasa perih dilambungnya, rina harus menahan perih juga pada lubuk hati karena perkataan temannya tadi. tak mampu berlama-lama dengan teman kerjanya, Rina pergi menemui bosnya.

"loh senin minggu lalu bukannya kamu baru pinjam uang" Bos Rina dengan nada tinggii

"iya bu. kemarin buat berobat bapak. rina sekarang butuh buat beli beras lima puluh ribu aja bu" mohon Rina dengan sangat

"haduh tunggu lunas dulu utang  yang kemarin ya rin...."

Terpaksa Rina harus berhutang pada warung sembako sebelah rumahnya untuk mengisi perut dirinya dan keluarga. saat makan malam bersama itu Ia terus memikirkan apa yang dikatakan teman kerjanya tadi. pendiriannya mulai goyah untuk menyelesaikan pendidikan. bayang-bayang uang, krim wajah dan alat elektronik canggih yang sejak dulu ia inginkan mengaburkan impian toganya. 

"Bu Rina mau ke hongkong"

Sontak saja apa yang dikatakan Rina barusan membuat kedua orang tuanya kaget. "Selesaikan makan mu Rin" ucap Bapak Rina

"Rina serius pak, kalau dipikir-pikir kuliah buang waktu, belum tentu nanti Rina dapat gaji yang besar, mentok-mentok juga pasti UMR, ngga cukup buat kehidupan sekarang pak. tapi kalau Rina jadi TKW rina dapat gaji besar nanti bapak bisa beli motor, ibu ngga usah kerja lagi"

"Apa ga sayang Rin, kamu kan tinggal dikit lagi. kalau kamu mau kerja kenapa gak dari dulu aja, kenapa baru sekarang kamu mau ke hongkong"

"Rina takut Bu, nanti Rina lulus malah jadi guru honerer yang gajinya kecil gak cukup buat hidup kita. kalau ke hongkong sudah pasti kan bu gajinya bisa cukup buat kita" 

"Seenggaknya kamu udah lulus Rin. kamu bias jadi lebih baik"

" Dengan apa Bu, Rina capek sama keadaan ini. Rina mau ubah nasib kita"

"Pokoknya kamu harus selesaiin kuliah mu"

air mata Rina menetes saat melihat dirinya tengah tersenyum bahagia telah menyelesaikan pendidikannya. dengan toga dan sebuah gelar dibelakang namanya membuat dirinya bangga juga menambah tanggung jawab baru baginya. Ia tak menyangka ia telah menyelesaikan pendidikannya, resolusi tahun ini yang ia rencanakan terwujud tahun ini berakhr. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun