Mohon tunggu...
Romi Febriyanto Saputro
Romi Febriyanto Saputro Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Ahli Madya Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen

Bekerja di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen sebagai Pustakawan Ahli Madya. Juara 1 Lomba Penulisan Artikel Tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2008. Email : romifebri@gmail.com. Blog : www.romifebri.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Literasi untuk Kualitas Keluarga yang Lebih Baik

10 Maret 2018   09:50 Diperbarui: 10 Maret 2018   09:59 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Gerakan untuk membangun keluarga literasi tentu tak terbatas pada ritual kampanye  saja seperti seminar, pasang spanduk di berbagai tempat dan tagar di media sosial. Lebih penting lagi adalah ada aksi nyata dengan melibatkan sekolah di tanah air. Sekolah selain merupakan tempat peserta didik  menimba ilmu sejatinya perlu difungsikan  untuk mendidik orang tua murid  agar bisa menjadi orang tua yang melek informasi. Terutama  paham informasi untuk mendidik anak di rumah. Sinergi antara sekolah dan orang tua diharapkan akan menghasilkan anak  didik yang melek informasi.

            Anak yang melek informasi tentu tak mudah terjebak pada pergaulan bebas, zina dini, narkoba dan pornografi.  Orang tua yang berjiwa literasi akan berusaha membangkitkan nuansa "rumahku surgaku". Jika rumah nyaman untuk berteduh, komunikasi penghuni dalam rumah begitu hangat, dekat di mata sekaligus dekat di hati, nilai religius dan spiritual memancar di dalamnya tentu anak akan merasa betah di rumah.  Rumah akan selalu menjadi surga yang selalu dan sangat dirindukan baik oleh ayah, ibu maupun anak.

            Rumah yang menyatukan hati sang penghuni dengan aktivitas bersama lahir dan batin. Hari ini banyak rumah dengan para penghuni yang tinggal bersama namun secara batin  mereka terpisah jauh. Lebih ironis lagi jika sang anak tidak menjumpai sang ayah karena ayah sibuk nongkrong di warung tetangga. Padahal kehadiran ayah di rumah sangat dibutuhkan anak untuk belajar tentang ketegasan dan keberanian dalam menghadapi hidup. Untuk memperkuat jiwa sabar dan lembut yang sudah didapat dari ibu.

            Kemdikbud yang meluncurkan program literasi untuk orang tua diharapkan melibatkan peran sekolah secara nyata dalam melakukan pendampingan kepada para orang tua murid. Sehingga tak ada kesan bahwa sinergi orang tua dan sekolah hanya ada pada saat tahun ajaran baru saja untuk menentukan besar uang seragam dan uang gedung saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun