Mohon tunggu...
Romi Febriyanto Saputro
Romi Febriyanto Saputro Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Ahli Madya Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen

Bekerja di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen sebagai Pustakawan Ahli Madya. Juara 1 Lomba Penulisan Artikel Tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2008. Email : romifebri@gmail.com. Blog : www.romifebri.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Membangun Wisata Gunung Kemukus Tanpa Prostitusi

19 Desember 2014   00:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:01 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_383660" align="aligncenter" width="300" caption="Gunung Kemukus.Apabila menjelang musim hujan ataupun kemarau tampaklah kabut-kabut hitam seperti asap (kukus). Karena hal itulah, penduduk setempat menyebut bukit itu �Gunung Kemukus� sampai dengan saat ini."][/caption]

Gunung Kemukus, tiba-tiba menjadi buah bibir penduduk Planet Bumi setelah Wisata ziarah Gunung Kemukus di Jawa Tengah menjadi pemberitaan media televisi Australia, Special Broadcasting Service. SBS adalah satu dari lima lembaga penyiaran dengan jaringan luas di Australia. Dalam program Dateline di SBS One yang berjudul "Sex Mountain", wartawan SBS Patrick Abboud bingung saat melihat praktek ritual seks di Gunung Kemukus yang bercampur dengan prostitusi.

“Sangat sulit untuk tidak peduli pada kontroversi yang sangat jelas di sini, tapi para peziarah sungguh percaya pada tradisi tersebut,” kata Abboud dalam teks video yang dipublikasikan dalam situs SBS, Selasa, 18 November 2014. Dia mewawancarai sejumlah peziarah yang melakukan ritual di Gunung Kemukus, Kabupaten Sragen.

[caption id="attachment_383661" align="aligncenter" width="300" caption="Pertigaan Barong, JL. Raya Solo - Purwodadi."]

1418890857582783003
1418890857582783003
[/caption]

Objek Wisata Gunung Kemukus terletak sekitar  29 km di sebelah utara kota Solo. Dari Sragen sekitar 34 km ke arah utara. Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari kota Sragen dapat ditempuh selama 45 – 60 menit dengan kendaraan bermotor melewati jalan Sragen - Pungkruk/Sidoharjo - Tanon - Sumberlawang/Gemolong - Gunung Kemukus.

Dari kota Solo dapat menggunakan kendaraan bermotor selama 45 - 60 menit, melewati jalan Solo Purwodadi turun di Barong kemudian menuju Gunung Kemukus dengan perahu menyeberangi Waduk Kedung Ombo. Saat ini posisi Waduk Kedungombo sedang surut sehingga bisa lewat darat seperti yang kemarin saya lakukan.

Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Sekali lagi bukit, bukan gunung. Dengan dibangunnya Waduk Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran Samudro berada di atas bukit yang menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Oleh karena itu, Obyek Wisata Gunung Kemukus juga merupakan salah satu objek wisata tirta di Kabupaten Sragen. Komplek Makam Pangeran Samudro adalah Obyek Wisata Budaya di Kabupaten Sragen.

[caption id="attachment_383663" align="aligncenter" width="300" caption="Waduk Kedungombo baru surut, dermaga penyeberangan terlihat jelas."]

14188924001065097203
14188924001065097203
[/caption]

Kawasan ini terdiri dari Bangunan utama berbentuk rumah joglo dengan dinding batu bata dan bagian atas berdinding kayu papan. Didalamnya terdapat tiga makam. Satu buah makam besar yang ditutupi kain selambu adalah makam Pangeran Samudro dan R.Ay. Ontrowulan. Sedangkan dua makam lainnya adalah makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu mengikuti beliau kemanapun pergi.

Selain makam, terdapat sendang (sumber air) yang bernama Sendang Ontrowulan Sendang tersebut merupakan tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal. Air sendang tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim kemarau sekalipun.

Dongeng Tentang Gunung Kemukus

Lima tahun lalu, Ketika Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen menyelenggarakan Lomba Mendongeng Cerita Lokal Rakyat Sragen,ada pelajar dari salah satu Sekolah Dasar di Sumberlawang yang membawakan dongeng tentang Gunung Kemukus.Dongeng selengkapnya adalah sebagai berikut :

Pada zaman dahulu, dacrah-daerah di tanah air berupa kerajaan. Begitu pula dengan wilayah Sragen yang merupakan bagian dari wilayah sebuah kerajaan. Karena berada di dalam wilayah kerajaan, Sragen memiliki beberapa tempat berejarah, seperti makam keluarga kerajaan.

Pangeran Samudra adalah putra raja terakhir dari Kerajaan Majapahit, yaitu Raja Bhre Kertabumi dan adik Raden Patah raja kerajaan Islam Demak pertama.
Jadi makam Pangeran Samudra adalah makam seorang putra raja terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Bhre Kertabumi yang berada di puncak Gunung Kemukus di Kecamatan Sumberlawang.

[caption id="attachment_383672" align="aligncenter" width="300" caption="Setelah prostitusi resmi ditutup, banyak orang baik-baik yang penasaran datang ke sini. Termasuk aku,...he...he"]

14188930481018926521
14188930481018926521
[/caption]

Tatkala menjelang keruntuhan Kerajaan Majapahit. di kerajaan terjadi huru hara. Para kerabat kerajaan menyelamatkan diri, lari meninggalkan istana, kecuali Pangeran Samudra dan ibunya.. Akan tetapi, pada akhirnya Pangeran Samudra dan ibunya diboyong oleh Sultan Demak Raden Patah ke kesultanan atau istananya.
Pangeran Samudra tinggal bersama kakaknya yaitu Raden Patah di istana Kerajaan Demak. Memenuhi nasehat sesepuh kerajaan, yaitu Sunan Kalijaga, Pangeran Samudra berguru kepada Kyai Ageng Gugur di desa Pandan Gugur, di lereng Gunung Lawu untuk memperdalam ilmu agama Islam

Keberangktan Pangeran Samudra untuk berguru kepada Kyai Ageng Gugur ditemani oleh dua abdi kesultanan yang setia.Pangeran Samudra murid yang patuh terhadap gurunya, sehingga ia dengan cepat dapat menguasai ajaran yang disampaikannya.

Kyai Ageng Gugur, guru Pangeran Samudra sebenarnya adalah kakaknya sendiri. Hal itu diketahui selelah Pangeran Samudra menceritaksn tentang asal usul dirinya. Pangeran Samudra teringat akan perintah Raden Patah untuk mempersatukan kembali keluarganya yang telah bercerai berai, akibat meninggalkan istana dalam keadaan genting. Kyai Ageng Gugur pun bersedia memenuhi permintaan muridnva yang juga adiknya untuk bersatu kembali untuk membangun kesultanan Demak.

[caption id="attachment_383687" align="aligncenter" width="300" caption="Setelah prostitusi ditutup, baru berani survei untuk mencari pos perpustakaan keliling yang tepat. Membantu dengan buku untuk kembali ke jalan yang benar."]

1418893799372522455
1418893799372522455
[/caption]

Setelah selesai berguru, Pangeran Samudra hendak kembali ke ke kesultanan Demak. Dalam perjalanannya pulang, ketika sampai di desa Sendang Jelanus, wilayah Gemolong. Pangeran Samudra bertemu dengan Kyai Kamaliman. Pangeran Samudra pun akhirnya singgah di situ untuk istirahat beberapa waktu. Sambil beristirahat, Pangeran Samudra berdakwah menyiarkan agama Islam kepada penduduk.

Setelah cukup beristirahat, Pangeran Samudra melanjutkan perjalanannya dan sampailah beliau di Padang Oro-Oro Kobar sekarang menjadi sebuah desa, yaitu Kelurahan Bogorame, Kecamatan Gemolong, Pangeran Samudra merasa sakit.

Meskipun sakit Pangeran Samudra tetap melanjutkan perjalanannya hingga sampai di Dukuh Doyong. Sampai di sukuh tersebut, Pangeran Samudra tidak sanggup lagi menlanjutkan perjalananya karena sakit yang dideritanya semakin parah.
Karena keadaan Pangeran Samudra semakin gawat, salah seorang abdi yang mengikuti perjalannya peri ke Kerahaan Demak untuk melapor.

[caption id="attachment_383703" align="aligncenter" width="300" caption="Bangunan utama tempat makam Pangeran Samudra. Penulis sedang berbincang-bincang dengan penanggungjawab Obyek Wisata Gunung Kemukus, Marcelo Suparno."]

14188942721816891024
14188942721816891024
[/caption]

Raden Patah ketika menerima laporan dari seorang abdi yang menemani perjalanan Pangeran Samudra pun tidak terkejut. Raden Patah telah mengetahui bahwa ajal akan menjemput Pangeran Samudra. Raden Patah pun kemudian berkata kepada abdi agar segera kembali ketempat Pangeran Samudra berbaring dan berpesan agar kelak Pangeran Samudra telah sampai pada ajalnya untuk dimakamkan di bukit sebelah rata desa tersebut.

Ketika abdi yang melapor ke Kerajaan Demak dan tiba ke Desa Doyong Pangeran Samudra telah wafat.Jasad Pangeran Samudra berada di Puncak Gunung Kemukus. Di sekitar makam tersebut terdapat sebuah sendang yang selalu berisi air yang jernih dan tidak pernah kering.

Konon, setelah jasad Pangeran Samudra dimakamkan, kematiannya baru disampaikan kepada ibunya, yaitu Raden Ayu Ontrowulan. Karena sudah lama berpisah dengan putranya, ketika mendengar berita kematian Pangeran Samudra, Raden Ayu Ontrowulan berangkat menuju ke pemakamannya. Raden Ayu Ontrowulan sangat bersedih. Setiba di pusara anak yang disayanginya, Raden Ayu Ontrowulan memeluk pusara Pangeran Samudra sambil menangis.

Raden Ayu Ontrowulan merasa sangat prihatin ditinggal putra kesayangannya. Beliau ingin memohon petunjuk kepada Tuhan yang Maha Esa untuk dapat dipertemukan kembali dengan Pangeran Samudra. Raden Ayu Ontrowulan pergi ke suatu sendang yang tidak juah dari pemakaman untuk menyucikan dirinya. Raden Ayu Ontrowulan mandi dan keramas.

1418895114982391066
1418895114982391066


Konon, pada saat mengeringkan rambutnya yang panjang, Raden Ayu Ontrowulan mengibas-ibaskan rambutnya. Bersaman terkibasnya rambut Raden Ayu Ontrowulan berjatuhan bunga dan kemudian tumbuh menjadi pepohonan. Oleh masyarakat sekitar, pohon nagasari yang tumbuh disekitar perbukitan tersebut adalah berasal dari bunga yang jatuh dari ramput Ontrowulan.



Setelah selesai bersuci, Raden Ayu Ontrowulan merenung memohon kepada Tuhan yang Maha Esa agar dapat dipertemukan kembali dengan putra yang sangat dicintainya.

Konon, jasad Raden Ayu Ontrowulan muksa atau hilang dan tidak diketemukan kembali. Karena Raden Ayu Ontrowulan ibunda Pangeran Samudra telah meninggalkan berkah bagi masyarakat sekitar, yaitu tumbuhnya pohon nagasari di kawasan Gunung Kemukus, sendang yang digunakan beliau untuk bersuci diberi nama sesuai dengan namanya, yaitu Sendang Ontrowulan.

Uniknya , pada akhir cerita sang pendongeng menyampaikan pesan terakhir dari Pangeran Samudra yang menurutnya dipahami secara salah oleh banyak orang. Pesan ini adalah,“Barang siapa berhasrat atau punya tujuan untuk kebaikan maka untuk mencapainya harus dengan kesungguhan, mantap, dengan hati yang suci. Harus konsentrasi pada yang dikehendaki, dekatkan keinginan, seakan-akan seperti menuju ke tempat yang disayanginya atau kesenangannya."

Teman-teman, ketika kita sudah punya tekad kuat untuk melakukan kebaikan maka iringilah dengan kesungguhan, suci hati, semangat yang tinggi,dan rasa senang yang tiada tara, “ ucapnya penuh semangat sambil memberikan salam penutup.

[caption id="attachment_383714" align="aligncenter" width="300" caption="Bagian dalam sendang Ontrowulan, airnya tetap jernih dan tak pernah kering."]

1418895322793038432
1418895322793038432
[/caption]

Salah paham terhadap pesan terakhir Pangeran Samudra inilah yang menyebabkan Gunung Kemukus menjadi terkenal di Planet Bumi.Reporter Australia ini sungguh tak habis pikir bahwa di negeri yang mayoritas muslim praktik semacam ini bisa ditoleransi. Praktik doa dan zina dalam satu paket ini sulit ditemui di bagian lain Planet Bumi ini.

Toleransi kita terhadap praktik prostitusi berkedok ziarah ini resmi berakhir setelah diberitakan media luar negeri. Padahal sejak zaman dulu kala media-media dalam negeri sudah lama memberitakan praktik memalukan ini. Tapi, tentu tak ada kata terlambat untuk menghentikan keburukan. Terima kasih Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Sragenyang sudah secara resmi menutup praktik prostitusi di Gunung Kemukus ini.

Penutupan ini memang membawa dampak ekonomi yang tak sedikit bagi warga sekitar yang membuka warung makan dan penginapan. Namun kita juga akan rugi besar jika keuntungan besar dalam kacamata ekonomi ini harus dibayar mahal dengan ancaman degradasi moral di desa pariwisata ini.

[caption id="attachment_383717" align="aligncenter" width="300" caption="Dermaga penyeberangan ketika air surut."]

14188955951211197740
14188955951211197740
[/caption]

Praktik prostitusi yang menyatu dengan rumah warga tentu akan menimbulkan dampak negatif terutama untuk remaja dan anak-anak. Praktik prostitusi dengan PSKyang kebanyakan berasal dari luar daerah jika dilihat dalam jangka waktu yang lama tentu akan menimbulkan rasa pemakluman bahwa ini adalah pemandangan biasa saja.

Apa artinya PAD yang besar kalau harus dibayar dengan nilai moral yang terus menurun ? Apa artinya, keuntungan ekonomi dari pariwisata sex kalau nanti generasi muda kita banyak yang tertular HIV ?Dalam Bahasa Jawa disebut “Ora Cucuk !” Istilahini untuk menyebutkan suatu kejadian yang dampak negatifnya jauh lebih besar daripada dampak positifnya.

Seorang guru TK di Desa Pendem yang siswa-siswinya banyak berasal dari kompleks Gunung Kemukus menuturkan sebuah kisah nyata yang sangat menusuk hati nurani.

“Kalau tamu luar kota tarifnya seratus lima puluh …dan dalam kota lima puluh…., “kata seorang anak TK kepada temannya.

Jantung Bu Guru TK yang juga aktivis TBM (Taman Bacaan Masyarakat) ini hampir copot mendengar dialog tadi. Dialog yang dilakukan oleh anak TK dengan amat polos. Dialogsemacam ini tentu merupakan pesan kepada semuapihak yang masih memiliki hati nurani bahwa moral anak-anak ini harus dijaga dan diselamatkan dari model pariwisata yang menganut ideologi seks bebas.

[caption id="attachment_383722" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan pintu masuk kampung menuju Sendang Ontrowulan."]

1418895796494992409
1418895796494992409
[/caption]

Pariwisata tanpa seks

Mitos sesat dalam membangun wisata Gunung Kemukus saat ini adalah bahwa tanpa prostitusi Wisata Gunung Kemukus akan mati. Padahal, kata peribahasa, “Banyak Jalan Menuju Roma”. Artinya, banyak jalan yang bisa ditempuh untuk menggapai cita-cita.

Kita harus yakin bahwa Wisata Gunung Kemukus bisa dibangunkan kembali tanpa prostitusi dengan hasil yang jauh lebih baik lagi daripada semula. Pariwisata prostitusi adalah bentuk pariwisata instan yang ingin segera mendapatkan hasil besar tanpa usaha besar sekaligus dengan menimbulkan dampak sosial yang lebih besar. Revolusi mental harus diterapkan untuk membangun kembali Wisata Gunung Kemukus dengan lebih beradab.

Dakwahmodel Walisanga sangat tepat untuk melakukan install ulang peradaban di Gunung Kemukus ini. Pendekatan kepada masyarakat yang sangat halus namun mampumelahirkan tekat kuat untuk memperbaiki diri.

[caption id="attachment_383729" align="aligncenter" width="300" caption="Tata cara ziarah di Makam Pangeran Samudra."]

1418895999946648221
1418895999946648221
[/caption]

Dr. Th. G.Th Pigeaud dalam Javaanshe Volksvertoningen (1938), sebagaimana dikutip Agus Sunyoto (2012) dalam buku yang berjudul Atlas Walisanga, mengemukakan bahwa wayang kulit purwa yang dikenal sekarang ini adalah produk yang dihasilkan oleh wali-wali penyebar Islam. Menurut Soekmono (1959) yang menjadi dasar dan pokok kebudayaan Indonesia zaman madya adalah kebudayaan purba (Indonesia asli), tetapi telah diislamkan.

Bukti asimilasi lain dalam usaha mengislamkan budaya Hindu adalah mengubah dan sekaligus menyesuaikan epos Ramayana dan Mahabharata yang sangat digemari masyarakat dewasa itu dengan ajaran Islam. Dalam proses tersebut terjadi “de-dewanisasi” menuju “humanisasi” demi tumbuhnya tauhid.

Tokoh Drupadi yang dalam tayangan salah satu TV swasta di layar kacaadalah perempuan yang menganut paham poliandri dengan Pandawa Lima. Dalam pewayangan Indonesia hal ini diubah dengan menjadikan Drupadi istri Yudhistira, Raja Amarta yang dikarunia anak bernama Pancawala.

Tokoh Shikkandin, seorang waria yang mengalami “pergantian kelamin” dengan seorang raksasa bernama Sthuna, digambarkan dalam pakem pewayangan sebagai seorang perempuan sempurnadengan nama Srikandhi. Tokoh Srikandhi ini, dikisahkan sebagai istri Arjuna.

Tokoh Bhima yang kejam dan haus darah yang dikenal dengan nama Wrekhodara (Sansekerta : srigala), digambarkan sebagai tokoh yang jujur dan memperoleh pencerahan rohani setelah bertemu Dewaruci.

Tokoh Hanuman, dalam epos Ramayana, digambarkan dalam pakem pewayangan sebagai putra dari pertapa perempuan bernama Anjani dengan Bhattara Bayu. Padahal, dalam kisah Ramayana yang asli, Anjani adalah istri Raja Kesari yang mandul. Anjani kemudian bergaul dengan pengelana yang dikenal bernama Bayu, Dewa Angin, sehingga lahir Hanuman yang kelak disebut dengan nama Bayuputra.

[caption id="attachment_383733" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan di sekitar dermaga penyeberangan."]

1418896314864377854
1418896314864377854
[/caption]

Revolusi mental model Walisanga ini saat itu terbukti mampu mengubah paradigma masyarakat Indonesia sehingga bisa menerima Islam dengan damai. Ormas Islam dengan koordinasi Kementerian Agama diharapkan juga aktif untuk berdakwah di lingkungan Gunung Kemukus. Menguatkan tekad untuk membangun wisata tanpa seks. Dakwah di Gunung Kemukus tentu merupakan tantangan yang menarik bagi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen.

Citra wisata seks di Gunung Kemukus ini dapat diubah dengan membangun model kepariwisataan yang diselenggarakan dengan prinsip:

1.

1 Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan.

2 Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal;

3.Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas.

4. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup.

5. Memberdayakan masyarakat setempat;

6.Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan.

7.Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata.

Wajah baru Gunung Kemukus bisa dirancang untuk, pertama, wisata ziarah.Sejak awal Gunung Kemukus adalah wisata ziarah karena di bukit ini ada makam Pangeran Samudra dan Ibunya R.Ay Ontrowulan. Hanya saja dalam pelaksanaannya dikotori oleh praktik perzinaan berkedok religi budaya. Semoga sampai hari kiamat nanti praktik zina di Gunung Kemukus ini tidak terulang lagi. Semoga pula pemerintah konsisten untuk terus menjaga Kemukus dari prostitusi meskipun nanti sudah tidak menjadi berita di luar negeri.

Kedua, wisata budaya. Pertunjukan wayang, dolanan anak tradisional, puisi, teater dan produk budaya lain bisa dihadirkan di bukit wisata ini. Tentu dengan satu pesan, “Bangkitkan Wisata Gunung Kemukus Tanpa Seks !!!!”

Ketiga, wisata edukasi. Gunung Kemukus memiliki panorama alam yang cukup indah terutama ketika debit Waduk Kedungombo sedang tinggi.Keindahan ini merupakan modal awal untuk membangun wisata edukasi perikanan.

Keempat, wisata keluarga. Gunung Kemukus bisa dilengkapi dengan taman bermain anak, sarana outbond, fasilitas memancing, dan lain-lain. Obyek wisata Sondokoro di Tasikmadu, Karanganyar bisa menjadi cermin untuk membangun wisata keluarga di Gunung Kemukus.

Kelima, wisata buku. Perpustakaan Gunung Kemukus dapat menjadi pusat literasi untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Tak hanya itu, Perpustakaan Gunung Kemukus juga bisa membawa manfaat untuk seluruh desa di Kecamatan Sumberlawang dan Miri, kecamatan terdekat dengan Gunung Kemukus.

Wajah baru Gunung Kemukus ini nanti bisa dipromosikan di Indonesia Travel Untuk memberi kabar ke semua sudut planet Bumi bahwa Gunung Kemukus sudah menjadi lebih baik.

[caption id="attachment_383740" align="aligncenter" width="300" caption="Bangkitkan Wisata Gunung Kemukus Tanpa Prostitusi ! Ayo, kita bisa!"]

14188967443439413
14188967443439413
[/caption]

Bapak Presiden RI, Bapak GubernurJawa Tengah, dan Bapak Bupati Sragen tolong dukungideku ini, ya! Terima kasih !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun