Mohon tunggu...
Romi Lie
Romi Lie Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Calvin Samuel, Pejuang Cilik Melawan Penyakit Cancer Neoroblastoma

13 April 2019   15:21 Diperbarui: 13 April 2019   15:31 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai....perkenalkan nama saya Calvin Samuel (nama panggilan Epin), saat ini saya berusia 8 tahun. Saya tinggal di Kota Tangerang Selatan bersama kedua orang tua saya dan nenek. Saya adalah seorang anak yang lahir prematur (7 bulan). Hanya kasih karunia Tuhan saja, saya masih ada hingga kini. Saya bersyukur dilahirkan dikeluarga saya, yang walaupun dalam segi finansial, kami bukanlah orang yang punya (mampu).

Saya tidak pernah menyesali kenapa ada ditengah-tengah keluarga tidak mampu, karena itu bukanlah pilihan tetapi anugerah. Tuhan Sang Pencipta tahu, saya harus ada ditengah-tengah keluarga mana. Tuhan punya rancangan yang terbaik, bukan rancangan kecelakaan. 

Saya tidak punya saudara kandung (hanya seorang diri), karena adik saya telah dipanggil pulang ke rumah Bapa di Surga, pada waktu masih di dalam kandungan ibuku. 

Singkat cerita.......

Saya tumbuh berkembang seperti kebanyakkan anak kecil lainya, yang suka bermain dan melakukan kegiatan sebagaimana layaknya anak-anak. Hingga beranjak usia 5 tahun, setelah pulang bermain dengan teman saya, saya merasakan keanehan di kepala saya, seperti ada benjolan kecil, saya sebagai seorang anak kecil tidak tahu apa ini, lalu saya menceritakan kepada mama saya dan saya berkata: Mamahhhh....... dipala Epin benjol nich! Lalu mama saya bertanya: Epin jatuh atau dipukul orang gakk...? Saya bilang gakk Mah. 

Sebagai orang tua, mama saya berpikir, ahhh mungkin ini benjolan biasa saja. Lalu diobati dengan obat yang ada, dan berharap lekas sembuh. Dengan berjalannya waktu, ternyata benjolan itu tidak kungjung mengecil, justru tambah membesar. Dan pada akhirnya, mama membawa saya kesalah satu dokter dan diperiksa, dokter yang memeriksa saya berkata ini hanya benjolan biasa saja, dikasih obat dan disuruh pulang. Waktu terus berjalan dan tidak ada perubahan.

Akhirnya dokter tersebut memberikan rekomendasi untuk dibawa dan diperiksa di salah satu Rumah Sakit yang ada di Jakarta. Dan akhirnya saya diperiksa dengan berbagai macam alat, dan keluarlah hasilnya yaitu KANKER NEOROBLASTOMA (Kanker Syaraf). Histeris mama saya lemas dan menangis, saya anak kecil tidak tahu apa itu. Dan berjalannya waktu, munculah benjolan-benjolan lainnya di badan saya. 

Singkat cerita.....

Dokter merekomendasi harus dilakukan kemoterapi. Pada November 2016 akhirnya saya menjalankan kemoterapi sebanyak 13 kali. Setelah menjalankan kemoterapi, akhirnya kanker nya sempat mengecil. Setelah menyelesaikan kemoterapi, saya diperiksa kembali, dan hasilnya sel kankernya masih ada, dan tidak bisa dilakukan kemoterapi lagi. Dokter menyarankan untuk melakukan sinar, dengan dijelaskan resiko dari pengobaan ini. Akhirnya mama saya, tidak mau melakukan pengobatan sinar tersebut.

Sebagai orang tua yang mengasihi saya, akhirnya mama mencoba dengan pengobatan-pengobatan alternatif, supaya saya mengalami kesembuhan. Dan saat ini juga saya sedang menjalankan pengobatan dengan biaya sehari (+/-) Rp. 250.000,- perhari. 

Penulis adalah paman dari Calvin Samuel, yang tahu persis kondisi dari lahir hingga kini, mulai dari awal sakit hingga kini. Penulis melihat bahwa Calvin Samuel adalah seorang anak yang KUAT, TANGGUH, TIDAK PERNAH MERASAKAN SAKIT, SEORANG PEJUANG. Dan mamanya Calvin juga seorang wanita yang KUAT, GIGIH, TIDAK MENGENAL LELAH, berjuang bersama-sama dengan Calvin. 

Melihat peristiwa ini mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya:

  • Mengapa hal ini menimpa saya? Bukankah saya ini orangnya baik, rajin beribadah, hidup sehat!
  • Dimanakah Tuhan berada? Bukankah Dia, Allah yang Mahabaik, Mahakuasa!!
  • Berapa lama saya harus menghadapi semuanya ini? 

Pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan Theodis, yang memang tidak mudah untuk dijawab. Antara Tuhan dengan penderitaan manusia (sakit penyakit, kematian, kemalangan, dll). Jawaban-jawaban beragam, tergantung dari mana kita melihatnya. Namun, dari semuanya ini, apa yang diyakini oleh penulis, bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya dan Ayub berkata: Apakah kita hanya mau menerima yang baik saja dari Allah? dan tidak mau menerima yang buruk!!

Tidak banyak yang dapat penulis sampaikan disini, dan penulis akan mengakhirinya dengan mengutip Puisi terakhir W.S. Rendra:

WS Rendra --- kelahiran Surakarta 1935, Meninggal di Depok 2009

Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap.....!!!!!!

Ketika Orang memuji MILIKKU,
aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
MENGAPA DIA menitipkannya kepadaku?
UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?

Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu MUSIBAH,
kusebut itu UJIAN,
kusebut itu PETAKA,
kusebut itu apa saja ...
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA....

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan
KEBUTUHAN DUNIAWI,
Aku ingin lebih banyak HARTA,
Aku ingin lebih banyak MOBIL,
Aku ingin lebih banyak RUMAH,
Aku ingin lebih banyak POPULARITAS,

Dan kutolak SAKIT,
Kutolak KEMISKINAN,
Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku.

Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA,
harus berjalan seperti penyelesaian matematika
dan sesuai dengan kehendakku.

Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagang ku
dan bukan sebagai Kekasih!

Kuminta DIA membalas _perlakuan baikku_
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ...

Padahal setiap hari kuucapkan,
Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU

Mulai hari ini............,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH ...

Sebab aku yakin....
ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
KEHENDAKMU adalah yang ter BAIK bagiku ..

Ketika aku ingin hidup KAYA,
aku lupa,
bahwa HIDUP itu sendiri
adalah sebuah KEKAYAAN.

Ketika aku berat utk MEMBERI,
aku lupa,
bahwa SEMUA yang aku miliki
juga adalah PEMBERIAN.

Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT,
....aku lupa,
bahwa dalam KELEMAHAN,
Tuhan memberikan aku KEKUATAN.

Ketika aku takut Rugi,
Aku lupa,
bahwa HIDUPKU adalah
sebuah KEBERUNTUNGAN,
kerana AnugerahNYA.

Ternyata hidup ini SANGAT INDAH, ketika kita selalu BERSYUKUR kepada NYA

Bukan karena hari ini INDAH kita BAHAGIA.
Tetapi karena kita BAHAGIA,
maka hari ini menjadi INDAH.

Bukan karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS.
Tetapi karena kita optimis, RINTANGAN akan menjadi tak terasa.

Bukan karena MUDAH kita YAKIN BISA.
Tetapi karena kita YAKIN BISA.!
semuanya menjadi MUDAH.

Bukan karena semua BAIK kita TERSENYUM.
Tetapi karena kita TERSENYUM, maka semua menjadi BAIK,

Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT.

Bila kita tidak dapat menjadi JALAN BESAR,
cukuplah menjadi JALAN SETAPAK
yang dapat dilalui orang,

Bila kita tidak dapat menjadi MATAHARI,
cukuplah menjadi LENTERA
yang dapat menerangi sekitar kita,

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka BERDOALAH untuk
kebaikannya.

Pesan penulis, memohon dukungan doa dari Bapak/Ibu sekalian untuk kesembuhan Calvin Samuel. 

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun