Mohon tunggu...
Romi Lie
Romi Lie Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Calvin Samuel, Pejuang Cilik Melawan Penyakit Cancer Neoroblastoma

13 April 2019   15:21 Diperbarui: 13 April 2019   15:31 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis adalah paman dari Calvin Samuel, yang tahu persis kondisi dari lahir hingga kini, mulai dari awal sakit hingga kini. Penulis melihat bahwa Calvin Samuel adalah seorang anak yang KUAT, TANGGUH, TIDAK PERNAH MERASAKAN SAKIT, SEORANG PEJUANG. Dan mamanya Calvin juga seorang wanita yang KUAT, GIGIH, TIDAK MENGENAL LELAH, berjuang bersama-sama dengan Calvin. 

Melihat peristiwa ini mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya:

  • Mengapa hal ini menimpa saya? Bukankah saya ini orangnya baik, rajin beribadah, hidup sehat!
  • Dimanakah Tuhan berada? Bukankah Dia, Allah yang Mahabaik, Mahakuasa!!
  • Berapa lama saya harus menghadapi semuanya ini? 

Pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan Theodis, yang memang tidak mudah untuk dijawab. Antara Tuhan dengan penderitaan manusia (sakit penyakit, kematian, kemalangan, dll). Jawaban-jawaban beragam, tergantung dari mana kita melihatnya. Namun, dari semuanya ini, apa yang diyakini oleh penulis, bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya dan Ayub berkata: Apakah kita hanya mau menerima yang baik saja dari Allah? dan tidak mau menerima yang buruk!!

Tidak banyak yang dapat penulis sampaikan disini, dan penulis akan mengakhirinya dengan mengutip Puisi terakhir W.S. Rendra:

WS Rendra --- kelahiran Surakarta 1935, Meninggal di Depok 2009

Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap.....!!!!!!

Ketika Orang memuji MILIKKU,
aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
MENGAPA DIA menitipkannya kepadaku?
UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?

Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu MUSIBAH,
kusebut itu UJIAN,
kusebut itu PETAKA,
kusebut itu apa saja ...
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun