Mohon tunggu...
Romi Lie
Romi Lie Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kompetensi dan Karakter

2 Januari 2019   12:36 Diperbarui: 2 Januari 2019   12:48 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompetensi diri merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Kompetensi menunjukkan seseorang kompeten/mampu/mahir dalam bidang tertentu, namun karakter juga tidak kalah pentingnya.

Menurut Raka, dan kawan-kawan mengatakan bahwa "kompetensi membuat seseorang bisa melakukan tugasnya dengan baik, tapi karakterlah yang membuatnya bertekad mencapai yang terbaik dan selalu ingin kebih baik. Orang-orang dengan kompetensi tinggi tanpa disertai karakter yang baik dapat menjadi sumber masalah bagi lingkungannya".

Kompetensi seseorang dapat dilihat dan diukur dari pendidikannya, namun belum tentu dengan karakternya. Pendidikan yang hanya menekankan kompetensi dan mengabaikan pembentukan karakter, maka akan menghasilkan orang-orang yang berkompeten dibidangnya, namun rendah karakternya.

Thomas Lickona menyatakan bahwa ada tiga komponen penting dalam karakter yang baik, yaitu menunjukkan kebiasaan berpikir dan mengetahui hal yang baik, menunjukkan perasaan dan menginginkan hal yang baik, dan melakukan tindakan yang baik (aspek: pikiran, perasaan dan tindakan). Seperti apa yang dikatakan dalam Alkitab, Filipi 4:8-9: "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu".

Sebagai contoh dapat kita melihat kisah nyata dari 2 keluarga di Amerika. Benjamin B. Warfield dari Princenton pernah mengadakan penelitian pada tahun 1900, 2 keluarga yang hidup pada abad ke-18, yaitu keluarga Jonathan Edward dan Keluarga Max Jukes. Setelah diteliti, 

Keluarga Jonathan Edward mempunyai 1.000 lebih ketutunan:

* 13 orang menjadi rektor

* 65 orang menjadi profesor

* 3 orang terpilih menjadi senator Amerika   Serikat

* 30 orang menjadi hakim

* 100 orang menjadi pengacara

* 75 orang menjadi perwira militer

* 100 orang menjadi pendeta

* 60 orang menjadi penulis

* 80 orang memegang peranan penting dalam berbagai instansi

* 1 orang menjadi wakil Presiden Amerika Serikat

* 66 orang dokter

* 135 orang editor

* 1 orang penerbit

Tidak ada keturunannya yang merugikan Negara, semuanya memberi keuntungan yang tidak ternilai buat Negara. 

Keluarga Max Jukes, mempunyai 540 keturunan: 

* 310 mati menjadi pengemis

* 150 pernah masuk penjara

* 7 diantaranya menjadi pembunuh

* 100 orang menjadi pemabuk

Keluarga ini merugikan Negara sebesar 1,35 juta dollar. 

Ada empat aspek penting dalam menghasilkan kompetensi yang berkarakter baik dari Ulangan 6:1-25

1. Modelling (ay. 1-3). Hal ini dpat dilakukan dengan cara "observation", "imitation", dan "model"
2. Habituation (ay.4-9). Hal ini dilakukan secara terus-menerus dan berkepanjangan.
3. Konsistensi (ay. 7-9).
4. Reflektif (ay. 20-25)

Soli Deo Gloria

Sumber bacaan: 

Tim Dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta, Mempersiapkan Generasi Milenial Ala Psikolog, (Jakarta: Kompas, 2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun