Mohon tunggu...
romensy augustino
romensy augustino Mohon Tunggu... Jurnalis - bermanfaat

Mahasiswa Etnomusikologi, suka banget sama Anime Slam Dunk. Sering sarapan Bubur Ayam dan suka sekali makan mie ayam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bicara Cinta

12 Maret 2021   22:01 Diperbarui: 12 Maret 2021   22:03 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil berjalan pikirannya terus menggelinjang, "Kota Solo emang lagi sibuk ngurusin covid. Katanya sih banyak yang terpapar yang menjadi pilu lagi, Jawa Tengah jadi Provinsi ke 3 teratas kasus persebarannya. Mungkin itu alasan Ganjar buat 2 hari di rumah saja dan mungkin juga didasarkan atas rasa cinta pada masyarakat".

"Bu, kopi item satu", permintaannya pada penjual membuat pikirannya berhenti untuk sejenak. Sebatang rokok mulai tersulut dan asapnya keluar kemudian. Pikiran Reandra mulai bergerak perlahan bersiap untuk kembali memikirkan obrolan 3 hari lalu.

Gerimis mengundang ketika Reandra dan Omen duduk di sebuah kedai kopi kecil berdesain industrialis yang catnya sudah agak kusam. Di depan keduanya Kopi Vietnam Drip sudah siap untuk disruput. Keduanya lama tak jumpa, terakhir kali adalah sehari sebelum Omen melepas masa lajangnya.

"Gruduk-gruduk", suara roda truk-truk pasir yang sesekali masuk ke dalam lubang jalan antar provisnsi tak membuat mereka berdua untuk menikmati tempat duduknya, sedang gerimis masih tetap stabil seperti saat mereka memesan. Jam sudah pukul 20.00, mata Reandra sesekali melirik jalan itu. Seperti biasa, kenangan buruk selalu mampir ke dalam pikirannya tak terkecuali malam ini. "Gimana Ren, tumben lo ajak gua ngopi?", buka Omen yang sok-sok an pake logat Jakarta Lo - Gue.

"Biasa aja kali, nggak usah pake lo-gue segala", ucap Reandra yang mulai menyeruput kopi kesukaannya.

Nothing Gonna Change My Love For You mulai menggema di ruangan yang hanya cukup menampung 10 orang itu. Melodi lirik hanya dimainkan oleh dentingnya piano tanpa sebuah penggalan kata layaknya George Benson menyanyikannya. Tiba-tiba, "Aku lagi kacau ni bro", suara itu keluar dan Omen langsung menatap wajah Reandra yang kini tertunduk.

"Kau kenapa? Jangan-jangan kau lagi galau ya? Hahahaha!, peracik kedai ikut terperanjat mendengar suara tawa Omen yang mengglegar hingga sudut-sudut ruangan.

"Anjir, jangan keras-keras. Gila lo! Aku malu tahu", tanggap Reandra yang matanya sudah agak melotot, kedua tanggannya menekan meja dan punggungnya sudah agak condong ke depan.

"Tenang-tenang", kata Omen sambil menahan tawanya. Reandra pun merebahkan punggungnya di back kursi. Kini matanya melirik ke bagian kiri dan tangannya berubah ke posisi sedekap di depan dada.

"Gak sangka seorang Reandra galau karna cewek? Tumben-tumbenan, moment langka nih", sindir Omen.

"Aku serius bro", kembali wajah Reandra menatap Omen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun