5w1h
Kata atau frasa "seperti apa" tidak tepat digunakan dalam wawancara jurnalistik karena pertanyaan "seperti apa" artinya meminta narasumber untuk mengibaratkan atau mengumpakan.
Dalam kamus bahasa, seperti artinya serupa dengan, sebagai, atau semacam. Jadi, jika narasumber menjawab "seperti yang Anda bayangkan", "seperti yang dulu", atau "seperti mata dewa", maka sang news source tidak salah.
Tiga contoh pertanyaan wawancara jurnalistik di atas seharusnya:
"Bantuan seperti apa yang dikirimkan?" atau "Apa bantuan....?"
"Seperti apa kondisi terkini di sana?" > "Bagaimana kondisi terkini...?"
"Seperti apa persiapan yang Anda lakukan?" atau "Bagaimana persiapan...?"
Saya tidak tahu, siapa yang memulai atau yang mengajari para reporter TV itu untuk mengajukan pertanyaan dalam wawancara jurnalistik dengan kata tanya "seperti apa".
Dugaan saya, itu latah, ikut-ikutan, dilakukan seorang reporter, lalu diikuti repoter lainnya. Jadilah frasa "seperti apa" menjadi "kata kunci" sekaligus pembuka dalam wawancara jurnalistik "zaman now".
Dalam buku Broadcast Journalism Bab Teknik Wawancara saya mengemukakan:
Kunci: MENGAPA? Jadikan kata tanya "mengapa" sebagai alat penggali informasi. "Mengapa" dikenal sebagai "pertanyaan ajaib", pendek, sederhana, namun memancing jawaban panjang, rinci, dan jelas. Gunakan kata tanya itu untuk "membuka" dan "mengikat".
Bagaimana jika presenter & wartawan TV kita tetap saja menggunakan kata tanya "seperti apa" dalam wawancara berita? Belum profesional, jangan ditiru! Itu aja. Wasalam. (www.romeltea.com).*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H