Mohon tunggu...
romdliyatus saadah
romdliyatus saadah Mohon Tunggu... -

Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Psikososial Anak Usia Pertengahan

25 Mei 2015   21:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan psikologi anak, namun keluarga adalah lingkungan yang berpengaruh paling penting, karena keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak saat lahir dan lingkungan yang mereka geluti setiap harinya.

Bagi anak yang orang tuanya bekerja, terutamanya ibu akan berdampak pada perkembangan psikososial anak, entah sedikit ataupun banyak. Ibu yang bekerja paruh waktu lebih baik dariada ibu yang bekerja penuh waktu, karena ibu yang bekerja paruh waktu setidaknya masih ada waktu untuk mengontrol setengah dari hari anak dan setengah hari yang awal akan di habiskan anak di sekolah. Namun bagi orang tua yang bekerja penuh waktu akan menimbulkan inisiatif orang tua untuk menitipkan anaknya, padahal menitikan anak belum tentu mendapat pengasuhan dan pendidikan yang maksimal, selain itu bisa juga sang pengasuh melakukan tindakan yang tidak baik tanpa sepengetahuan orang tua mereka.

Selain itu, perceraian orang tua juga dapat mempengaruhi psikososial anak, karena kebanyakan anak yang usia sekitar 7-8 tahun akan merasa stres meskipun tidak memahami tentang apa yang terjadi, dan juga bisa dikarenakan ia mendapat olok-olokan dari teman-temannya. Di samping stres pada anak, perceraian juga menimbulkan stres pada orang tua, sehingga berdampak pula pada pengasuhan mereka. Namun, penyesuaian anak untuk perceraian juga tergantung pada usia, jenis kelamin, dan penyesuaian psikososial anak sebelum perceraian. Anak yang tinggal bersama ibu bercerai memiliki penyesuaian yang lebih baik ketika ayahnya juga memberi dorongan atau sering memiliki kontak.

Anak yang tinggal dengan keluarga gay atau lesbian, menurut badan penelitian Amerika Serikat menguji perkembangan anak yang tinggal dengan keluarga gay atau lesbian, secara fisik, sosial, psikologis, dll. tidak ditemukan adanya masalah apapun, seperti anak yang berubah menjadi homoseksual juga misalnya dan mereka juga tidak bingung dengan gender mereka. Karena orang tua yang gay atau lesbian biasanya memiliki hubungan yang positif dengan anak-anak mereka, tidak ada bedanya dengan pengasuhan yang dilakukan oleh keluarga normal. Namun, hal ini tidak terjadi di Indonesia, karena gay atau lesbian dilarang di Indonesia, dan jika terjadi di Indonesia, kemungkinan akan berpengaruh pada psikologi anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun