Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ping Pong

12 Desember 2023   16:41 Diperbarui: 12 Desember 2023   16:57 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat menggunakan Bing image creator

Semenjak angkringan pakde Geyol pindah, bekas lokasinya menjadi melompong. Isu yang tersebar, tempatnya akan dijadikan parkiran motor buat pengunjung warung makan. Jadi selama ini, pakde Geyol tanpa ijin menggunakan lahan depan sebuah rumah kosong dijadikan landasan gerobak angkringan. Sampai suatu ketika pemiliknya datang dan meminta kembali haknya. Sebuah warung makan mau didirikan dirumah itu. 

Benar rupanya, tukang-tukang bangunan berdatangan dengan segala atributnya merenovasi rumah tersebut. Termasuk lahan depan. Tukang las membuat teduhan atap dari baja ringan. Sungguh kokoh. Sekitar dua bulan kemudian, wajah baru tampak. Spanduk bertuliskan 'Warung Makan Sor Talok' dipasang dengan mentereng. Kenapa namanya 'Sor Talok'? Karena dirumah tersebut ada pohon Talok(krisan) yang sangat rindang. Walaupun tak jauh darinya, sebatang pohon pelem(mangga) juga tumbuh dengan sombong. Buahnya kerap sekali lebat. Bila masa berbunga tiba ranting-rantingnya dipenuhi warna putih. Berlanjut bulatan-bulatan hijau akan terbentuk sebelum akhirnya warna merah mendominasi. Buah talok sudah bisa dikonsumsi. Kalau telat tidak diunduh, mereka akan menjatuhkan diri. Hingga apapun yang tertimpa akan menjadi kotor. 

Pengunjung warung berdatangan bila jam makan siang menunjuk. Lahan parkir penuh sampai kosong kembali menjelang sore. Karena baru awalan berdiri, gaung keberadaan warung itu kurang bersinar. Itu normal. Karyawan-karyawannya akan mendapati jam lesu di sore hari. Kegairahan menurun. Ini sebuah kondisi buruk. Harus ada aktivitas sampingan biar membakar semangat. 

"Kenapa kita tidak memanfaatkan meja ping pong di gudang? ", tanya seorang karyawan. "Di waktu senggang bisa dimanfaatkan untuk menggairahkan jiwa dengan beradu tanding"

"Tidak semua bisa main"

"Nanti aku ajari"

Begitulah, suara ketukan-ketukan terdengar pelan. Tak..tuk..tak..tuk..tak..tuk..Tak! Tak..tuk..tak..tuk..tak..tuk..Tak! Keberadaan meja persegi panjang berwarna hijau tua bergaris pembatas berwarna putih dengan lebar 2 cm menarik perhatian orang-orang yang lewat. Kerumunan menyemut. Akibatnya, posisi pemain kerap diganti orang-orang luar. Pengunjung berdatangan, warung makan moncer. Imbasnya, makanan dan minuman terbeli silih berganti. Sang pemilik senang, "Idemu sangat brilian". Pujian disematkan pada karyawannya. 

Tanpa mengenal waktu, suara benturan antara karet bet, meja kayu serta plastik bola menjadi harmoni kampung itu. 

Tak..tuk..tak..tuk..tak..tuk..Tak! Tak..tuk..tak..tuk..tak..tuk..Tak!

" Sikat bleh! Jangan kasih point"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun