Makanya tokoh-tokoh CC dan CDB nya telah bersembunyi didaerah tersebut secara aman. Ruslan Widjajasastra, Rewang, Soeripto, Gatot Soetarjo, dan Ontowirjo bersembunyi di Wonotirto dan Pasiraman. Kedungbanteng menjadi tempat sembunyi Ir.Soerachman dan eks Kopda(kopral dua) Djumangin. Tjugito, Munir, eks Kapten Soetipto Hadi, Soemidjan, eks Pelda(pembantu letnan dua) Puguh, Djakir, Nyonya Lies Soekatno, Nyonya Kartini, Nyonya Soewandi memilih Maron. Daerah Pulerejo tempat persembunyian Joko Untung, Soedardjo, Soediro. Bululawang dipilih Mardjoko dan Karsimin. Sedangkan disekitar Pasiraman dipilih Bintoro, Endro Saboro dan Narjo.
Tanpa membuang waktu, keterangan ini menjadikan pasukan ABRI bergerak cepat. Dalam operasi penyergapan, Batalion Infanteri 511 berhasil menemukan bermacam-macam ruba(rumah bawah) disepanjang sungai Bagong dan Pakisaji. Nantinya, akan ditemukan puluhan ruba-ruba di daerah operasi lainnya.
Ruba adalah persembunyian buatan. Beberapa ruba dibuat dilereng bukit tepi sungai. Lubang masuknya dari bawah permukaan air yang menggenang. Hal itu dimaksudkan agar sukar diketahui. Dibagian atas terdapat lobang angin dengan ukuran kecil. Tersamar oleh tumbuh-tumbuhan. Tapi ada juga ruba dibuat diruang dapur. Luas serta bentuknya beragam menyesuaikan kebutuhan. Ada yang memuat 5 orang hingga 15 orang. Labirin dibuat sebagai jalan keluar masuk.
Terjadi kontak tembak antara Batalion Infanteri 511 dengan Detga(detasemen gerilya) PKI yang bersembunyi didalam ruba di desa Jengglong. Walaupun sudah terkepung, perlawanan masih terjadi dari dalam ruba. Penembakan dengan loncher sebanyak sembilan kali tidak mengalami perubahan berarti.Â
Akhirnya satu regu penyembur api dari Peleton Zeni Tempur dikirim untuk mendukung operasi. Bersamaan dengan itu Komandan Batalion meminta bantuan rakyat setempat membongkar ruba dari atas.Â
Sebuah lubang berhasil dideteksi, kemudian dihujani dengan bom-bom plastik sebelum dibakar dengan bensin dan belerang. Sekitar pukul tujuh malam ruba berhasil dibongkar dengan mendapati 11 orang mati, termasuk eks Serma(sersan mayor) Wagiman. Menyita tujuh pucuk senjata campuran, diantaranya pistol milik Wagiman. Ditemukan juga alat-alat olahraga serta alat pembuat ruba.
Sementara itu, operasi penjajagan(dalam bahasa Jawa, kata Jajag bisa diartikan menyelam ke air untuk memperoleh kepastian seberapa dalam) yang dilakukan satu regu patroli pimpinan Serma Abdoelgani berhasil menembak mati kurir PKI didaerah Sumber Kembar. Dalam saku celananya ditemukan surat yang berisi informasi yang dikunci dengan kode. Namun kode itu berhasil dibedah. Isinya:
"Dalam waktu singkat Eyang menuju ke timur karena beratnya tekanan-tekanan operasi militer"
Penelitian lanjutan dapat diketahui, kata 'Eyang' mengarah pada Olean Hutapea, tokoh utama PKI.
Pelarian anggota Comite Central bagian organisasi harus terhenti didaerah Kalibentak-Panggungredjo pada tanggal 2 Juli 1968. Operasi imbangan yang dilakukan pihak kepolisian bersama rakyat dipimpin Serma Djaib mengendus keberadaan tiga orang di lereng gunung Asem. Pengepungan dilakukan. Tembak menembak tak terelakkan kala mereka mendekati sasaran. Pengejaran dilakukan.Â