Disinilah beliau mendapat wangsit untuk mengendap cukup lama. Kondisi geografis yang sejuk, bahkan cenderung dingin, serta keberadaan air yang cukup berlimpah dari puluhan sumber menjadi alasan lain.
Kehadiran beliau ternyata menarik keingintahuan penghuni di sekitaran gunung. Dari satu, dua, hingga berbondong-bondong bersua dan berbicara dari hati kehati.
Disinilah, Islam menjadi sesuatu yang menarik bagi mereka. Dibimbing dan sematkanlah wajah muslim dihati mereka. Menimba ilmu agama jadi lelaku mereka usai bercocok tanam. Setelah dirasa cukup beliau mengamanatkan mereka agar menjaga tempat tersebut, karena gelaran dakwah masih harus lanjutkan.
Akhirnya, mereka membuat tanda sebagai petilasan sang pengelana dari Maroko itu.
Jadi makam beliau sebenarnya dimana? Tepatnya Saya,"Tidak Tahu!". Namun Kabar yang  berkembang di masyarakat, makam beliau ada di desa Gapuro Sukolilo kabupaten Gresik Jawa Timur?
Teori lain muncul, para penyebar Islam generasi awal seangkatan Syekh Maulana Ibrahim Maghribi mempunyai nama hampir mirip. Yaitu, Syekh Maulana Kubro, Syekh Maulana Ahmad, Syekh Maulana hasannudin, Syekh Maulana Muhammmad Ali Akbar, dan kesemuanya asalnya dari Maghribi.Â
Karena itu penduduk yang lugu menganggap sesuatu yang asalnya dari Maroko dianggap orang yang sama. Para Syekh menyebar menetap, ketika meninggal  dikubur ditempat masing-masing. Jadi di gerbang petilasan tertulis MAKAM (bukan maqam) SYEKH MAULANA MAGHRIBI. Ada yang ditambahi Malik atau Ibrahim.
Ada yang mau jawab atau bantah? Silahkan, kita saling mengisi dan melengkapi. Atau baiknya tidak usah berbantah-bantahan saja ya?