Bila kalian ingin menyambangi, perhatikan jadwalnya: Jangan berkunjung pada hari Senin, sebab tutup. Museum ini hanya menerima kunjungan wisatawan dari Selasa sampai Minggu. Itupun ada beberapa catatan tambahan, Jum'at hanya buka dari jam 09.00 wib s/d 11.30 wib, diluar itu jam 09.00 wib s/d 15.00 wib. Tapi jam buka bisa diubah jika animo masyarakat tinggi. Makanya, ayo ke museum!
Destinasi
wisata ini hasil ide Joko Widodo (ketika masih menjabat walikota Solo) dibangun sejak 2013 dengan menelan dana 20 an milyar dari APBN 2013, 2014, 2015 dan APBD 2016 serta hibah masyarakat.
Pengetahuan saya tentang keris hanyalah berdasar pengamatan serta tambahan cerita dari orang-orang sekitar. Masih ijo kinyis-kinyis alias gurem.
Maka, dengan berdirinya museum Keris menjadi awal bagi saya untuk mengetahui lebih banyak, walau tidak mendalam. Sebab saya pribadi sudah punya keris meski tanpa luk. "Iiiih...Om, porno! Saya bilangin tante lho?"
"Ah, Kamu saja yang pikirannya negatif"
"Tante Nuruuul...., om nulisnya nggak bener"
"Sukanya mengadu...!"
"Biarin, wek!"
Museum Keris Nusantara posisinya di sudut perempatan. Jadi bisa disebut terletak dijalan Bhayangkara atau di jalan Kebangkitan Nasional. Lebih jelas lagi di selatan Stadion Maladi Sriwedari (Pekan Olahraga Nasional [PON] pertama diselenggarakan di tempat ini, 1948).
Museum ini menyimpan sebuah keris budha berumur lebih 300 tahun disamping keris lain berkasta mumpuni.
Namun jangan berharap kalian akan menemukan keris Kyai Setan Kober di museum ini, kalian hanya akan mendekap kekecewaan. Keris milik adipati Jipang Panolan itu setelah digunakan untuk membunuh Joko Tingkir alias Sultan Hadiwijaya dengan metode 'nabok nyilih tangan' (tapi gagal total, karena tubuh penguasa Pajang itu alot seperti lempengan baja. Cerita lain karena dibentengi kehebatan Aji Lembu Sekilan) raib entah kemana.Â
Lihat Trip Selengkapnya