Dari parkiran motor, Bendung Candi Muncar sudah terlihat. Pemandangan julangan bukit hijau berderetan menyapa mata. Lereng-lereng ditanami sayuran. Ciri dari pegunungan ya begitu.
Menelusuri pinggiran bendungan menjadi kewajiban jika ingin mendapatkan view berbeda. Melewati jejeran bambu yang dilintangkan menjadi jembatan kecil diatas aliran air yang terhubung ke bendungan membawa mata menemukan tulisan 'Air Terjun Muncar 1 KM'- terpancang alakadarnya dari sempalan papan kayu kecil.
1 kilometer adalah jarak pendek. Bergegas langkah kaki mantap menjejak bumi. Walau ini musim kemarau, namun tidak terlalu kentara karena vegetasi membuat barikade dilingkup ini.
Beberapa pengunjung turun-usai dari air terjun-menyapa saya, "Semangat mas!"
"Iya mbak"
"Harusnya kita pakai sepatu kaya' masnya ini", ujar bapaknya sambil mengarahkan mata kekakiku. Saya pikir untuk jarak 1 kilometer tidak berpengaruh deh, mau pakai sepatu atau sandal.Â
Melanjutkan pergerakan akan mendapatkan nuansa hutan. Rerimbunan menutupi pandangan mata. Sulur-sulur akar berjuntai dari kanopi dedaunan. Rerumputan berserakan menutupi tanah. Saya merasakan nafas menyempit. Ternyata jalur ini menaik. Pantas saja mbaknya tadi bilang, "Semangat mas". Berhenti menjadi cara agar saya tetap tegar. Atur nafas dulu. Seorang pengunjung melintas berujar, "Masih jauh mas"(tanpa diminta). Masa' sih? Kan hanya 1 KM?