Pemerintah Tutup Mata Layu Fusarium Merajalela

Gambar 2. Layu fusarium pada tanaman kentang di Desa Bakal

            "Selama ini pemerintah hanya memberikan bantuan infrastruktur berupa JUT (Jalan Usaha Tani), sedangkan para petani juga membutuhkan penyuluhan terkait dengan pengelolaan tanah, penggunaan pupuk dan pestisida serta penanganan penyakit tanaman sebagai pembekalan untuk mengatasi permasalahan yang ada" ujar petani yang ada di Desa Bakal. Selanjutnya, para petani juga berujar "petani telah mengajukan pengadaan penyuluhan dan pemenuhan bibit kentang, akan tetapi tidak mendapatkan respon dari pemerintah."

           Upaya yang dapat dilakukan oleh para petani di Desa Bakal untuk memperbaiki tanah adalah penerapan pola usaha tani konservasi seperti tumpang sari, penerapan pola pertanian organik ramah lingkungan, peningkatan peran kelembagaan petani, dan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan.

           Selain itu, untuk mengatasi layu fusarium yang terjadi dapat dilakukan dengan mencegah melalui tular benih. Benih tanaman yang terserang fusarium akan menunjukkan gejala layu meskipun benih sudah disiram. Benih dipastikan dalam kondisi baik dan dipilih benih yang sehat, tanpa cacat, dan berasal dari tanaman induk yang sehat. Layu fusarium dapat juga dicegah melalui tular tanah. Sebelum dilakukan penanaman, perlu dilakukan olah tanah menggunakan cangkul atau traktor. 

Pengolahan tanah tersebut dilakukan 1 minggu sebelum tanam. Pengolahan tanah dapat juga dilakukan dengan bantuan bakteri apatogen yang berfungsi untuk menghilangkan cendawan patogen fusarium. Fungsisida yang sesuai dosis dapat diberikan pada awal terjadinya layu fusarium, jika telah mencapai batang sebaiknya tanaman tersebut dicabut untuk mencegah menular ke tanaman di sekitarnya.