Bawahan yang sering "kabur" dari pekerjaan memang menjadi masalah bagi setiap perusahaan, tapi bagaimana jika yang melarikan diri adalah atasan dan bawahannya menjadi korban untuk menanggung semua pekerjaan yang ditinggalkan sang atasan?
Sebagai karyawan, Atasan memang mempunyai peran fungsi yang lebih besar dari bawahan, dari mengontrol perilaku karyawan, menetapkan target tim sampai bertanggung jawab pada setiap manajemen perusahaan. Sedangkan karyawan yang memiliki posisi lebih rendah dalam strata perusahaan, banyak merasa bahwa tanggung jawabnya lebih ke teknis pelaksanaan dan memakan banyak waktu untuk diselesaikan. Â
Akibat hal tersebut banyak dari karyawan (khususnya level pemula) yang sering mati kutu menghadapi tekanan atas tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan, sehingga memutuskan untuk rehat 1 atau 2 hari dengan alasan sakit tanpa surat resmi dari dokter, ataupun menggunakan alasan klasik lainnya.
Atasan bukannya tidak tahu tentang hal tersebut, terlebih mereka juga pernah mengalami fase yang sama saat menjadi bawahan. Tetapi secara umum, hal tersebut sangatlah wajar terjadi, karena pada umumnya karyawan baru memang masih pada titik awal pembentukan mental dalam bekerja yang juga memerlukan banyak dukungan positif ataupun motivasi dari hal- hal yang mereka gemari di luar sana. Nah tetapi jika seorang atasan sering kabur dari tanggung jawab, bagaimana seharusnya bawahan melihat hal tersebut:
KEHILANGAN MOTIVASI
Atasan yang baik, bukan hanya bertanggung jawab pada pekerjaan tim-nya saja, namun juga bertanggung jawab untuk membangun motivasi kerja karyawan yang berada di bawahnya. Hal ini, tidak banyak diketahui oleh para karyawan yang berada pada posisi di bawah yang sering kali melakukan kritik atas kinerja atasan yang selalu dianggap salah.
Bertanggung jawab untuk membangun motivasi kerja memang menjadi tantangan sendiri bagi seorang atasan, berbagai cara biasanya dilakukan untuk menumbuhkan kembali semangat kerja bawahan untuk mencapai tujuan. Tetapi untuk membangun motivasi tim tidaklah mudah, atasan harus terlebih dahulu dapat membangun motivasi pribadinya dengan cepat. Jika hal ini tidak dapat dilakukan, maka beberapa atasan yang bijak memilih untuk menghindari situasi dan kondisi kantor untuk dapat membangkitkan semangat dirinya sendiri, tujuannya jelas, yaitu agar penurunan motivasi yang dialami atasan tidak dilihat oleh bawahannya sehingga berpotensi mempengaruhi cara kerja tim.
BAWAAN BOS
Atasan bukan hanya selalu di artikan sebagai orang yang datang dari level bawah dan naik secara professional, karena banyak juga orang yang memiliki jabatan karena mempunyai kenal dekat dengan manajemen perusahaan dimana ia bekerja. Jika sudah begini, maka rasa tanggung jawab atasan terhadap pekerjaan dan bawahannya akan terasa semakin berjarak, karena atasan cenderung akan melakukan tindakan-tindakan yang kurang profesional seperti; mengambil cuti saat ada masalah, pergi meninggalkan meja kerja terlalu lama, terlalu baper terhadap tingkah laku bawahan dan lain sebagainya. Selain itu, mental yang belum jadi sepenuhnya, menjadi alasan bagi bawahan untuk tidak menegur atasannya.
MASALAH KOMPETENSI
Menurut wolipop.detik.com : Sering merasa ingin kabur dari kantor juga merupakan salah satu tanda Anda tengah stres dalam menghadapi pekerjaan. Para ahli mengatakan bahwa niat untuk melarikan diri juga merupakan salah satu mekanisme otak dalam mengatasi sebuah masalah.
nah dari penjelasan tersebut maka juga dapat dikatakan, bahwa tidak semua atasan memiliki kompetensi yang baik untuk merumuskan jalan keluar untuk setiap masalah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H