Mohon tunggu...
Rio Rio
Rio Rio Mohon Tunggu... Administrasi - Hehehe

Words kill, words give life, They're either poison or fruits- You choose. Proverbs 18:21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Penolakan Tattoo dan Seleksi CPNS 2017

11 September 2017   18:43 Diperbarui: 11 September 2017   21:11 13401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi Mental juga perlu bagi pemerintah

Ketika berbicara pemerintah dan Tattoo, maka isi kepala teringat tentang sosok menteri wanita yang ber-Tattoo dan merokok pula, Ya Menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti. Ibu susi merupakan sosok menteri yang merubah gaya pikir monoton pemerintah dalam melihat kemampuan seseorang. Menteri ber-Tattoo dengan latar belakang pengusaha ini, di klaim sukses menaikan nilai ekspor perikanan nasional sebesar 4,96 persen. Namun sejatinya, Ibu Susi belum dapat dijadikan role model 100% dalam pembuatan syarat umum CPNS yang mengharamkan Tattoo, sebab beliau merupakan orang yang ditunjuk atas hak prerogatif presiden, bukan melalui tahapan proses CPNS.

Walaupun begitu, keberadaan Ibu Pudjiastuti tetap merupakan simbol hasil dari dobrakan besar atas stigma negatif Tattoo yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Revolusi Mental dalam hal rekrutmen CPNS nampaknya juga telah merubah gaya berpikir para pembuat kebijakan negara, sehingga tidak lagi mempermasalahkan Tattoo sebagai aib seseorang. Jadi bagi anda yang ber-Tattoo dan sedang bertarung dalam CPNS 2017, pastikan anda juga memiliki kemampuan yang tidak bisa ditolak oleh instansi terkait. Dengan begitu anda akan menjadi orang yang dapat membuktikan bahwa Tattoo juga merupakan lambang suatu kebanggaan yang tidak selamnya dikonotasikan jelek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun