Pagi itu Andre, sekedar nama, memasuki ruang terapi saya dengan wajah senyum sumringah. Segera saya sambut dan mempersilakan untuk menduduki kursi yang sudah tersedia baginya. Di raut wajah lelaki yang berusia 29 tahun ini terbersit sebuah harapan akan masa depan yang cerah bersama seorang pendamping yang diidamkannya.
Tampaknya ia merasa lega, setelah mendapat kabar gembira dari saya bahwa beberapa klien berhasil mengatasi kegagalan mendapatkan pasangan hidupnya melalui sesi hipnoterapi. Seminggu sebelumnya saya memang menyampaikan hal itu via telepon saat dia menghubungi saya. Mendengar itu ia menjadi begitu antusias untuk menjalani sesi hipnoterapi.
"Sudah berkali-kali saya selalu gagal menjalin relasi dengan cewek," papar cowok yang menjadi jomblo sebulan terakhir ini. "Padahal setelah kerja beberapa tahun, saya sih ingin sungguh-sungguh menjalin hubungan dengan pacar agar bisa meningkat ke jenjang selanjutnya," Â keluhnya dalam nada yang serius. Saya terus mendengarkan sambil sesekali menyela untuk mengorek lebih jauh seberapa dalam niat klien ini untuk menemukan solusi terbaik bagi persoalannya.
Andre mulai berkisah tentang mantan-mantannya yang selalu gagal ditautkan ke hatinya. Sebelum putus sebulan yang lalu, ia sangat yakin bahwa, sebut saja Nia, pasti menjadi pendampingnya. Pasalnya mereka sudah saling kenal lebih dari setahun. Apalagi mereka sekantoran, bekerja dalam instansi yang sama, sehingga sangat mudah untuk saling mengenal secara lebih mendalam.Â
Bahkan mereka sudah membuat janji untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. "Namun tanpa hujan, tanpa badai, tiba-tiba kami putus. Ayahnya tiba-tiba tidak setuju," kenangnya dengan nada sendu. Baginya peristiwa bulan lalu itu ibarat petir menyambar di siang bolong. "Sakitnya tuh di sini, tauuu," Â selorohnya untuk menutupi matanya yang terlihat mulai berkaca-kaca.
Orang nyaris tak percaya bila Andre sampai usia 29 tahun belum mendapatkan jodoh yang serius. Pasalnya ia adalah seorang pemuda yang supel, cerdas dan humoris. Ia mudah bergaul dengan siapa saja, apalagi dengan teman-teman sebayanya. Ia juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan kaum muda, baik di masyarakat maupun dalam lingkungan organisasi keagamaanya. Andre juga memiliki kepribadian yang baik, ramah dan sopan. Bahkan ia dikenal juga sebagai tipe orang yang "nggak ada lu, nggak rame". Ia juga sudah memiliki pekerjaan yang mapan.
Namun daftar kegagalannya dalam merebut hati kaum hawa menjadi sebuah perenungan sejak lama. Betapa tidak. Sebelum berkenalan dengan Nia, Andre sudah menjalin hubungan yang begitu serius dengan seorang gadis yang sudah mapan bekerja. Mereka bahkan telah merencanakan tahun pernikahan mereka. Orangtua kedua belah pihak sudah sepakat bulat merestui cinta mereka.Â
Andre merasa drama penantian yang tak menentu soal pasangan hidup beberapa tahun terakhir  ini segera berakhir. Fajar pagi pasti segera merekah. Hatinya melambung ibarat balon udara yang berwarna-warni. Namun apa yang terjadi? Tiba-tiba saja semua itu buyar. Awan kegalauan menyelimuti kedua pasangan ini, tanpa sebab yang jelas. Matahari pun seakan bergerak begitu cepat, sudah tenggelam di ufuk barat. Senja pun tiba, malam mulai menggelauti hati kedua insan itu, sehingga mereka gagal menikah.
Kegagalan demi kegagalan menimpa Andre dalam persiapannya mengarungi samudera kehidupan bersama seorang kekasih pilihan hatinya. Namun tak kunjung tiba secercah harapan yang telah lama didamba. Setelah mendapat banyak masukan dari saya pada saat sesi konsultasi, ia berusaha mengurai dan mengira-ngira akar penyebab permasalahannya.
"Apakah mungkin karena saya dulu bercita-cita menjadi pastor?" tanya Andre ingin tahu. Menjadi pastor atau imam dalam Gereja Katolik itu tidak boleh menikah. Andre mengira karena begitu kuat niatnya di saat masih SD untuk menjadi pastor, bisa jadi itu menjadi program pikiran bawah sadar yang menjadi penghambat mendapatkan jodoh saat ia menjadi seorang biasa saja sekarang ini. Saya menjelaskan bahwa hal itu mungkin saja, tetapi belum tentu juga. Bisa saja ada alasan lain yang tersembunyi dalam pikiran bawah sadar yang mensabotase Andre untuk mencapai tujuannya.
Setelah selesai fase awal dalam sebuah sesi hipnoterapi sesuai standar prosedur Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, saya menjalani fase selanjutnya dengan membimbing Andre menuju kondisi relaksasi pikiran yang sangat dalam. Melalui hipnoanalisis yang mendalam, Andre selaku klien, dibimbing untuk menemukan apa yang menyebabkan dia selalu gagal menemukan pasangan hidupnya. Dengan teknik Ego Personality Therapy, bagian diri Andre menginformasikan sebuah kejadian penting saat Andre berusia empat tahun. Biasanya kejadian itu ada hubungannya dengan permasalahan yang dialami klien saat ini. Bahkan kejadian itu bisa menjadi salah satu atau satu-satunya akar penyebab masalah yang dialami klien.
Agar mendapatkan informasi penting yang akurat sehubungan dengan masalah yang sedang ditangani, saya dengan cermat menggali detail kejadian dan pesan penting yang disampaikan oleh pikiran bawah sadar. "Bapak marah-marah, mau pukul mama dan saya. Saya sangat takut. Makanya kami lari dan bersembunyi," demikian informasi yang saya peroleh dari bagian diri Andre. Inilah ingatan akan peristiwa yang tersimpan kuat dalam pikiran bawah sadar. Lalu bagaimana hubungannya dengan timbulnya permasalahan yang dialami klien? Nah, inilah pertanyaan yang jawabannya akan menguak tabir rahasia mengapa Andre selalu gagal dalam menjalin asmara dengan seorang gadis. Dugaan klien soal keinginannya menjadi pastor bahkan tidak muncul sama sekali dalam pencarian saya.
Dalam proses penelusuran selanjutnya, secara sangat hati-hati saya menanyakan informasi soal bagaimana hubungan antara kemarahan ayah terhadap ibu dan Andre kecil dengan permasalahan Andre saat ini. Melalui penantian yang tekun dan sabar, akhirnya tubir misteri gelap itu terkuak juga.
Apa yang menjadi akar masalah, penyebab awal mula kejadian seseorang mengalami masalah di kemudian hari? Berbeda dari cara penanganan masalah pada umumnya, hipnoterapi merupakan sebuah modalitas terapi, yang menangani masalah seseorang dengan menggali, menelusuri, sampai menemukan dan mencabut akar masalahnya sehingga masalahnya dapat terselesaikan secara tuntas. Ibarat mencabut rumput, agar tidak tumbuh lagi, perlu dicabut sampai ke akar-akarnya, bukan hanya daun-daunnya.
Inilah akar masalahnya. Ya, kenapa Andre susah mendapatkan jodoh? Melalui pesan pikiran bawah sadar, suara itu menggetarkan hati setiap orangtua untuk merenungkan sikap dan tindakannya dalam keluarga, terutama berhadapan dengan anak-anak. "Saya yang membuat Andre selalu putus dengan pacar-pacarnya. Soalnya hidup berkeluarga itu menakutkan dan menyakitkan. Lihat saja Andre dan mamanya sampai harus lari bersembunyi. Ayahnya mengejar mereka dan memukul. Jadi hidup berkeluarga itu seperti neraka," jawab satu bagian diri Andre. Saya terhenyak, diam sejenak. Ingatanku melayang ke kasus beberapa klien yang gagal dapat jodoh dengan akar penyebab soal ributnya kedua orangtua. Seakan ada pola yang konsisten.
Saya terus melanjutkan proses terapinya. Kini giliran resolusinya. Dengan teknik-teknik yang sudah teruji pada puluhan ribu klien oleh seluruh hipnoterapis AWGI, saya dengan mudah membantu klien untuk mencapai tujuan terapi yakni mendapat jodoh yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan dalam waktu beberapa bulan ke depan. Tentu saja klien yang mengimpikan dan merencanakan, Tuhanlah yang menyempurnakan. Pada bagian peneguhan, klien merasa yakin bakal mendapatkan pasangan hidup dalam beberapa bulan ke depan. Kita turut mendoakan, semoga hal ini menjadi kenyataan.
Demikianlah kenyataannya.
Romanus Remigius, S. S. C.CH.
Praktisi Hipnoterapi Klinis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H