engkau adalah serupa mendung
sedikit semburatkan resah
menyesakkan kelambu langit setia
memaksa deraskan rinai kegamangan
engkau adalah sekerat mantra
dalam jiwa-jiwa nestapa
merajuk dalam rindu terlarang
disetiap titik desah yang tersengal
dan....
adalah menyakitkan
ketika kubertahan dalam bisu
berharap erat membisik lirih
mencerca candu madu yang kau tawarkan
namun cawan tiada sudah berpaling
aku menatapmu dalam ambigu
sepersekian detik
aroma sesal menyusup nadiku
kebodohanku dipertaruhkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!