Namun tetap saja aku bertanya, Who am I? What am I looking for? What am I living for?
Aku adalah manusia yang gemar menimbun mimpi. Saking banyaknya mimpi-mimpi itu, dan saking lamanya mimpi itu ku timbun, mereka malah semakin usang. Kehilangan cahayanya, kehilangan semangatnya, kehabisan energi untuk tetap hidup. Kudapati malah ia semakin mati dan jauh tak tergapai tangan lagi.
Aku pernah ingin jadi astronot dan aku menyerah karena aku lemah di bidang matematika, fisika dan geografi. Aku pernah ingin jadi arkeolog tapi berhenti karena nilai sejarahku yang semakin memburuk. Aku pernah ingin jadi dokter, perawat dan bidan tapi kemudian ku lupakan karena aku tidak pandai biologi dan kimia. Aku pernah ingin jadi pelukis tapi aku menyerah diam-diam karena banyak lukisan teman-teman lain yang lebih bagus. Aku pernah ingin jadi pramugari tapi sekali gagal dalam sebuah tes masuk dan menyerah begitu saja. Aku pernah ingin menjadi seorang penyanyi dan menyadari pengetahuanku masih nol besar tentang musik. Dan satu impian paling konyol adalah aku ingin menjadi member JKT48 dan mengubur impian itu dalam-dalam setelah menyadari tarian ku seperti ondel-ondel kehabisan napas.
Aku tak pernah merencanakan dalam rangka apa aku menimbun impian-impian itu. Aku hanya terus menghayalkan itu tanpa tahu selanjutnya apa.
Adegan di dalam film, lirik di dalam lagu, cerita di dalam sebuah buku. Yang sukses membuat aku menimbun mimpi-mimpi itu, yang membuat aku berani bermimpi seperti mereka. Sempat aku menyerapahi mereka karena mereka telah membuat mimpiku kian ranum tanpa tahu cara memetiknya. Tanpa tahu cara mewujudkannya.
Hingga aku menyadari sesuatu, bahwa di dalam setiap impian-impian itu aku mampu mengenali siapa aku. Aku yang lemah dalam hal ini dan itu. Jika ada seribu kekurangan yang harus aku tahu untuk menemukan satu kelebihanku. Maka aku telah menyelesaikan beberapa di sepanjang masa hidupku hingga hari ini.
Dan satu hal lagi yang aku tahu, nothing easy! Tidak ada hal yang mudah di dunia ini, buang hajat saja terkadang rasanya sakit kalau di tahan. Tidak ada proses yang mudah untuk menggapai impian. Manusia membutuhkan konsistensi dan usaha keras dalam menggapainya. Jika seseorang hanya bermimpi dan tidak pernah berusaha mewujudkannya, itu bukan mimpi namanya. Akan tetapi, hanya sebuah khayalan belaka. Angan-angan yang sebatas lalu bersama angin.
      Ku temukan syarat bermimpi yang sesungguhnya. Yaitu yang pertama adalah keberanian untuk bermimpi, kemudian mimpi itu sendiri, selanjutnya doa kepada yang maha tinggi, lalu konsisten dalam usaha dan kerja keras, dan yang terakhir siap gagal atau siap sukses.
Dari sekian banyak percobaan ku di dalam bermimpi, ku temukan bahwa tak bisa kita sekali memutuskan untuk bermimpi dan seminggu kemudian mimpi itu akan terwujud. Tak bisa hanya dengan satu minggu berlatih gitar langsung dapat memainkan lagu dengan suara paling indah sedunia tiada dua. Tidak bisa.
Mereka yang hari ini telah sukses dan berkarya adalah mereka yang bertahun-tahun lalu pernah bermimpi dan berupaya. Mereka yang hari ini sukses dan terlihat gemilang  adalah mereka yang bertahun-tahun lalu pernah merasakan gagal berkali-kali dan merasakan pahitnya frustasi karena sebuah proses yang begitu sulit.
Karena tak ada madu yang dihasilkan oleh lebah yang tanpa sengat
