Mohon tunggu...
Dewi Intansari
Dewi Intansari Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Manusia penimbun mimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tiga Kata Keramat

11 Desember 2016   19:58 Diperbarui: 12 Desember 2016   06:56 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senyummu yang kurang ajar, mendamprat hati serta rinduku sekali tempo. Pening, pening bukan buatan. Membuat aku bermimpi berpuluh-puluh malam dan itu sekadar tentang dirimu seorang.

Kukira kalimatku mulai terdengar seperti lagu dangdut metropolitan. Sejenak yang sebetulnya norak menjadi terlihat romantis dan berkelas. Itulah keajaiban jatuh cinta, dapat mengubah segumpal tahi kucing menjadi sebatang cokelat Tobl*rone.

Hingga detik ini aku masih terbelit penyesalan. Mengapa tak pernah kuucapkan tiga kata keramat yang akan merubah hidupku. Mengapa tak ku katakan semenjak bertahun lalu. Sementara kusadar hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi, berhasil atau gagal. Apa susahnya untuk menerima satu dari keduanya? Aku tak pernah tahu jawabannya, karena aku tak pernah membuatnya jadi nyata.

Aku

suka

kamu...

Tiga kata yang mengambang samar dalam rentang waktu yang jauh. Dimensi yang tak dapat lagi dapat direngkuh tangan. Namun masih ingin hidup sebagai detak yang riil.

Karena aku masih menanti rahasia yang tersimpan di sebalik matamu.

Salatiga, 11/12/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun