Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Seorang anak kampung, lahir dan bertumbuh di Rajawawo, Ende. Pernah dididik di SMP-SMA St Yoh Berchmans, Mataloko (NTT). Belajar filsafat di Driyarkara tapi diwisuda sebagai sarjana ekonomi di Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Terakhir, Magister Akuntansi pada Pascasarjana Universitas Widyatama Bandung. Menulis untuk sekerdar mengumpulkan kisah yang tercecer. Blog lain: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Rinduku pada Nissa Sabyan, Tetangga, dan Ramadan Berkah

13 April 2021   11:20 Diperbarui: 13 April 2021   13:09 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Klip

Sejak menikah tiga tahun lalu, keluarga kecil kami menempati rumah mungil di pinggir kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Persisnya di Desa Nanganesa, Kecamatan Ndona. Kami hidup dan bertetangga dengan keluarga Muslim. Jumlahnya sekitar setengah dari jumlah penduduk dusun kami.

Setiap bulan puasa, saya merasakan suasana khas Ramadan, seperti dulu sebagai perantau di Ibu Kota. Kekhasan itu sangat saya sukai. Tetangga saya memperdengarkan suara merdu penyanyi Islami. Suara penyanyi perempuan beroktaf tinggi. Penyanyi itu adalah Nissa Sabyan.

Setiap sore, menjelang buka puasa, saya duduk di "bale-bale" bambu depan rumah kami. Beberapa jenak memandang barisan bukit sejauh pandangan mata. Maklum, posisi rumah kami agak di ketinggian, kami bisa melihat kota Ende dan bukit-bukit yang mengitarinya.

Tidak menunggu lama, minuman kopi panas buatan istri diletakkan di hadapan. Aroma kopi khas Arabika Bajawa terasa manja. Saya menyeruputnya segera. Mumpung masih panas.

Kenikmatan yang tak ada duanya, saat menghidu aroma kopi, di depan halaman rumah, sambil mengantar senja pulang perlahan di sisi Barat. Ditambah suara merdu Nissa Sabyan dari rumah tetangga. Sungguh, tak mungkin didustakan kebahagiaan ini.

Alunan lirik "Deen Assalam" berdenging lirih. Seisi alam tubuh merinding. Dunia tidak mungkin pernah menghadirkan surga. Tapi, rasanya hati ini sedekat nirvana.

Ramadhan kali ini mungkin agak berbeda. Kabar teranyar, sang pemilik suara indah itu "bermain hati" dengan suami orang lain. Ia tengah hamil, tapi ini masih gosip. Netizen mencemoohnya. Syahdan, ia belum tampil sekedar klarifikasi.

Tetiba, saya mendapat kiriman link lagu terbarunya oleh seorang teman, di pagi ini. Teman saya tahu, saya pengagum berat. Selain suara yang merdu, juga rupanya menawan.

Single terbaru "Maha Kasih" ini sudah cukup membayar beban rindu saya pada Nissa, pada tetangga yang sudah berpindah rumah, juga pada Ramadhan berkah.

Sebagai non Muslim, Ramadhan berkah mesti juga mengalir dalam diri setiap orang, melampaui SARA. Sebab, dapat meningkatkan kualitas hidup pribadi dalam hubungannya dengan sesama. Terutama di tengah pandemi, bencana alam dan wabah penyakit ini kohesi sosial mesti dikuatkan.

Sebagaimana Profesor UIN Jakarta Azyumardi Azra ( dalam opini "Puasa Mencapai Takwa dan Berkah", KOMPAS 12/4/2021, hal. 6) mengudar, Ramadhan berkah tak hanya untuk mencapai peningkatan kualitas pribadi menuju ketakwaan, tetapi juga kemaslahatan sosial dan kemanusiaan secara keseluruhan. Jika puasa secara pribadi berarti memperkuat hablun minallah (tali atau hubungan dengan Allah), secara sosial mempererat hablun minannas, hubungan sesama kemanusiaan.

Marhaban ya Ramadhan, untukmu yang merayakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun