Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Milenial Berinvestasi

1 Februari 2021   12:26 Diperbarui: 1 Februari 2021   12:29 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Titanic adalah kapal supermewah. Dirancang para insiyur perkapalan terhebat pada awal abad modern. Titanic dibuat dengan bantuan teknologi mutakhir. Menelan biaya jutaan dolar. Dengan gagah perkasa, kapal ini diklaim sebagai kapal yang tidak akan tenggelam. Siang hari, Titanic seperti hotel berbintang lima kelas platinum. Malam hari, ia tampak agung laksana kawasan mewah, yang mengapung penuh kerlap-kerlip. Namun sejarah akhirnya bercerita, dalam awal perjalanannya, Titanic harus kandas membentur gunung es akibat amukan badai.

Bagaimana dengan kapal Nabu Nuh? Itu kapal sederhana. Terbuat dari gelondongan kayu. Dirakit oleh tangan-tangan manusia. Tanpa rekayasa teknologi. Hingga selesai, Kapal Nabi Nuh menelan waktu bertahun-tahun. Namun, Nuh membuatnya dengan sabar, cermat dan penuh hikmat. Hasilnya, kapal kayu itu menyelamatkan anggota keluarga dan segenap hewan dan satwa.

Pesannya, ketika milenial berinvestasi tak perlu berharap panen raya. Sebab, hakekat investasi adalah sebuah bisnis, melibatkan proses yang ditempu, bukan melulu hasil yang ngotot diburu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun