Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Melampaui Terima Kasih: Memaknai HUT Pernikahan Opa Tjipt-Oma Rose

5 Januari 2021   15:24 Diperbarui: 5 Januari 2021   16:03 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan-tulisannya mengesankan keteduhan hati Opa Tjipt dan Oma Rose. Suka duka kehidupan keluarga di-share-kan. Canda tawa dibagikan. Orkestra kehidupan yang harmonis dengan saudara, sahabat, kenalan, tetangga dan rekan kerja disampaikan. Kisah sukses disemaikan.

Saya mengagumi, Opa Tjipt dan Oma Rose telah mengalami kelimpahan-kelimpahan rohaniah. Dan, kelimpahan ini bukan berasal dari sesuatu yang diperoleh, melainkan sesuatu yang dibagikan.

Opa Tjipt dan Oma Rose sudah membagikan kisah-kisah kehidupan. Mereka telah mempersembah semuanya. Seperti gitar bukanlah gitar sebelum dipertik, lagu bukanlah lagu sebelum dinyanyikan, dan cinta dalam hati bukanlah cinta, sebelum dipersembahkan.

Opa Tjipt dan Oma Rose sudah membagikan, bahkan mempersembahkan cinta mereka, melalui kisah-kisah inspiratif nan bernas.

Usia bisa saja membuat kulit keriput, tapi optimisme dan berpikir positif tidak membuat jiwa kusut. Itulah yang ditemukan dalam setiap artikel yang dipersembahkan.

Saya tidak cukup piawai untuk mengulas semuanya. Saya membatasi diri, hanya memaknai spirit kehidupan pada kata-kata dalam kalimat-kalimat komentar yang ditulis Opa Tjipt dan Oma Rose. Entah kepada/dalam tulisan saya, atau dalam tulisan Kompasiner lain.

Salam dan Terima Kasih

Terdapat dua kata/frasa pemungkas. Pertama, salam. Misalnya, Opa Tjipt selalu memulai dengan "Selamat pagi pak Roman". Oma Rose sama. "Selamat siang mas Roman." Keduanya sehati mendahului percakapan dengan salam.

Kedua, terima kasih. Misalnya, "terima kasih sudah berbagi tulisan inspiratif dan sarat info berharga", tulis Opa Tjipt dan Oma Rose dalam sebuah komentar. Mereka sepakat, melanjutkan salam, dengan mengucap "terima kasih...".

Saya belum pernah bertemu, bertatap muka langsung dengan Opa Tjipt dan Oma Rose. Meski melalui kolom komentar, komunikasi terjadi. Tanpa mengabaikan unsur fonetik, bentuk morfem dapat mengantar saya pada unsur semantik. Saya memahami makna salam dan ungkapan 'terima kasih'.

'Selamat pagi' adalah salam awal yang santun untuk setiap perjumpaan dan komunikasi. Salam biasanya timbul dari sikap respek. Opa Tjipt melihat sesama K-ners lebih sebagai sesama penulis di K, melainkan sebagai saudara dan sahabat dalam keluarga besar komunitas blog K.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun