Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Seorang anak kampung, lahir dan bertumbuh di Rajawawo, Ende. Pernah dididik di SMP-SMA St Yoh Berchmans, Mataloko (NTT). Belajar filsafat di Driyarkara tapi diwisuda sebagai sarjana ekonomi di Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Terakhir, Magister Akuntansi pada Pascasarjana Universitas Widyatama Bandung. Menulis untuk sekerdar mengumpulkan kisah yang tercecer. Blog lain: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ekonomi Tukang Giling Batang Pisang

2 Januari 2021   21:03 Diperbarui: 4 Januari 2021   10:16 3524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Om Alo sedang mengasah mata pisau alat giling batang pisangnya. Foto: Roman Rendusara

Rata-rata pelanggan menyediakan 10-20 batang pisang sekali giling. Harga ditentukan per batang Rp 10 ribu. Rata-rata sehari bisa menggiling 50-60 batang pisang.

Pada 2021, Om Alo berniat untuk memperbaiki alat giling, termasuk mengganti mata pisau yang lebih tajam, demi pelayanan yang lebih optimal. Katanya, mata pisau cepat tumpul karena kualitas besi bahan dasar yang kurang baik.

Ke depan, mungkin harga batang pisang yang digiling dipatok per meter. Harga ini terlihat lebih adil. Kadang batang pisang yang panjang dan kadang pendek dipatok harga sama, katanya.

Meski di tengah pandemi Covid-19 ini, Om Alo tetap melayani pelanggan setianya. Ia tidak surut berjuang demi kebutuhan rumah tangga dan pemenuhan pakan ternak babi kepada masyarakat kota Mbay dan sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun