Padahal tiga daerah terendah dalam IKN di atas, sangat kuat dalam tradisi adat, budaya dan keagamaan. Termasuk di dalamnya, menari adalah bagian yang tak terpisah-lepaskan. Dalam arti tertentu, daerah-daerah ini sering melakukan pesta dan upacara adat budaya lainnya.
Menari adalah ungkapan kebahagiaan dari perasaan senang (feeling of pleasure), dan kepuasan terhadap suatu hal yang dianggap mulia ((noble satisfaction) seperti merayakan hari Natal dan upacara keagamaan lainnya.
Sebagaimana sebuah data statistik demi ketundukan pada kapitalis, IKN mencakup tiga dimensi, yakni dimensi kepuasan hidup, perasaan dan makna hidup. Sayangnya, ketiga dimensi itu lebih 'berselingkuh' dengan aspek ekonomi seperti pendapatan rumah tangga dan kondisi rumah. Dimensi perasaan hanya sedikit takaran, tentang perasaan suka/riang/gembira. Dimensi makna hidup mengukur penerimaan diri dan tujuan hidup yang  terkesan sangat absurd.
Pesan pentingnya, jika mau menari, bergembira dan merayakan kebahagiaan hidup lupakan ukuran-ukuran kuantitas. Sebab, ukuran-ukuran kuantitas diberikan oleh orang lain dengan kepentingan lain.
Maka, menarilah untuk merawat bahagia. Sebab doa penuh sembah, kekompakan, solidaritas dan kemandirian sedang dibangun dalam gerakan tubuh yang lentur dan dalam musik yang mendentum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H