Matahari perlahan condong ke arah Barat saat kami tiba, Rabu (17/5). Cuaca memang tidak secerah biasanya. Meski tanpa kabut, langit nampak murung di atas kota Angin Mamiri. Sinar mentari mengintip sambil mengiringi perjalanan kami dengan bus jemputan dari Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin menuju Grand Clarion Hotel & Convention Makasar.
Sebagai peserta yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tanah Makasar, saya hanya tahu Makasar sebagai kota Metropolitan yang berada di luar pulau Jawa dengan pantai Losari yang fenomenal. Sulawesi Selatan umumnya terdapat empat suku besar, yakni Toraja, Mandar, Bugis dan Makasar, dengan makanan terkenalnya Coto Makasar yang enak bila dinikmati saat senja di pantai Akkarena.
Pertumbuhan Koperasi Kredit (Kopdit)/Credit Union (CU), sebagaimana ditulis PICU (Pusat Informasi Credit Union) No. 36/Th.7 Edisi Maret -- April 2017, di Sulawesi Selatan terdapat Puskopdit Bekatigade Sulawesi Selatan, dengan 11 kopdit primer dan 7.765 anggota per 31 Desember 2016. Keadaan anggota ini belum menggembirakan dibandingkan Puskopdit lain yang lebih besar dari segi jumlah anggota. Sementara, ketika duduk membaca koran di lobi hotel, Harian Fajar Makasar menurunkan berita, terdapat 121 koperasi di kota Makasar namun baru 14 koperasi yang sudah menyelenggarakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) sebagai wujud koperasi yang sehat secara organisasi.
Gandrang bulo berasal dari kata 'gandrang' dan 'bulo' yang berarti tabuhan/pukulan dan bambu. Para penari memperlihatkan gerak jenaka yang diiringi dengan tabuhan gendang dan bambu. Gendrang bulo memancarkan semangat yang menyala -- nyala. Tidak lain, suguhan tarian Gendrang Bulo memberikan spirit baru, agar insan Kopdit/CU se -- Indonesia tetap giat dan terus bergelora membangun dan mengembangkan Kopdit/CU yang lebih optimal.
Ketua Induk Koperasi Kredit Indonesia (Inkopdit) Drs. V. Joko Susilo, dalam sambutan acara pembukaan Loknas mengajak peserta untuk sejenak menimbang tiga inspirasi dari pemilihan tempat penyelenggaraan Loknas, Open Forum dan RATNAS TB 2016 di Makasar ini. Pertama, pasca hancurnya Kerajaan Singosari, kerajaan baru yang bernama Majapahit, didirikan oleh Raden Kertajasa Jayawardhana. Gajah Mada diangkat sebagai prajurit istana (Bhayangkara). Masa pemerintahan raja Hayam Wuruk, karena kehebatan dalam pertempuran melawan musuh, Gajah Mada menaklukan kerajaan Logajah, Seram, Gurun, Sasak, Buton, Solor, Bima, Banda, Sumba, Dompo, Ambon dan kerajaan Timur. Sebuah keyakinan muncul, pasti Gajah Mada orang Makasar, sebab sangat menguasai lautan.
Kedua, 40.000 rakyat sipil Sulawesi Selatan dibunuh dalam peristiwa Wasterling pada Desember 1946 -- Pebruari 1947. Pasukan Belanda membersihkan daerah Sulawesi Selatan dari pejuang-pejuang Republik dan menumpas perlawanan rakyat yang menentang terhadap pembentukan Negara Indonesia Timur. Robert Wolter Mongonsidi sangat menentang keras kebrutalan itu, walau pada akhirnya pada 5 September 1949 ia dijatuhi hukuman mati oleh Belanda.
Ketiga, Timnas sepakbola Indonesia pernah saling berhadapan dengan Rusia pada perempat final Olimpiade Melbourne pada 1956. Pada pertandiangan pertama, Indonesia bisa menahan kelincahan tim Rusia dengan skor kacamata, 0 -- 0. Salah seorang pemain handal di Timnas kala itu adalah Rahman, putra Makasar.
Gajah Mada, Robert W Monginsidi dan Rahman adalah tiga tokoh yang mengobarkan semangat pada catatan sejarah dan masanya. Sebagai insan Kopdit/CU hendaknya menampilkan teladan, contoh dan tindakan konkret yang berani mengembangkan Kopdit/CU, dengan masing -- masing peran, tugas, wewenang dan jabatan yang dipercayakan oleh anggota.
Loknas dilaksanakan pada 18 - 19 Mei 2017 dengan tema "Penguatan Tata Kelola Menuju Integrasi Nasional". Selama 2 hari itu, para peserta menyimak materi -- materi yang diberikan fasilitator. Peserta mendiskusikan masalah - masalah sambil menemukan solusi -- solusi tepat mengusung tema besar adalah integrasi Nasional.
Peserta dibagi dalam tiga kelas. Kelas A, B dan C. Masing -- masing kelas mempunyai materi dan fasilitator yang berbeda. Kelas A, peserta membahas tentang TAKE (Tata Kelola Efektif) oleh Roby Tulus, Pembangunan Tata Kelola menuju Integrasi Nasional oleh Th. Trisna Ansarli dan Pembenahan Tata Kelola Kopdit oleh Untung Tri Basuki, S.H., M.Kn. Ketiganya penasihat Inkopdit Jakarta.