Meneguk arak ditemani ikan kuah asam terasa 'nendang'. Foto: Roman Rendusara
Sebotol arak seukuran 620 ml dijual seharga Rp 25.000 atau lebih. Ia sangat laris. Terlebih musim pesta dan upacara adat. Selain untuk bersenang-senang dan meringankan sentak-sentakan berirama
ja’i (tarian khas Ngada), arak juga simbol kebersamaan, kekuatan dan keramahan. Seperti di wilayah Manggarai, sebotol arak berguna dalam acara ‘
kepok’ (sapaan dengan bahasa adat saat menerima tamu terhormat).
Beberapa petani di Flores sangat mengandalkan pohon enau sebagai penopang kebutuhan ekonomi. Juga untuk menyekolahkan dan membiayai kuliah anak-anak. Walau demikian beberapa petani melihat profesi ini sebagai sampingan. Hanya untuk membunuh waktu di sela-sela berkebun dan berladang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya