Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Flores Mandiri Kokohkan Komitmen Perubahan

9 Maret 2016   23:02 Diperbarui: 9 Maret 2016   23:13 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ki-ka: Asisten II Setda Ngada Hironimus Reba, Bupati Ende Ir Marselinus Y. W Petu dan Bupati Nagekeo Drs Elias Djo | Foto Puskopdit Flores Mandiri"][/captionPUSAT Koperasi Kredit (Puskopdit) Flores Mandiri merupakan koperasi sekunder. Ia memayungi 43 koperasi kredit (kopdit) primer yang tersebar di tiga kabupaten; Ende, Ngada dan Nagekeo. Dalam perkembangan waktu, dari tahun ke tahun, Puskopdit Flores Mandiri terus bertumbuh dan berkembang baik dari segi aset maupun jumlah anggota perorangan. Tahun buku 2015, tercatat total aset keseluruhan Rp 1,07 triliun, yang tersebar di Ende Rp 169,01 milyar, Ngada Rp 681,43 milyar dan Nagekeo sebesar Rp 177,28 milyar.

Hal ini dikatakan Ketua Puskopdit Flores Mandiri, Eduardus N. Sugi Watu, S.E, dalam sambutan acara pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Puskopdit Flores Mandiri ke XVII, di aula Hotel Flores Mandiri, Ende (27/02).

Selain dihadiri utusan pengurus dan manajemen 43 kopdit primer, turut hadir Bupati Ende Ir Marselinus Y. W Petu, Bupati Nagekeo Drs. Elias Djo, Bupati Ngada yang diwakilkan Asisten II Hironimus Reba dan Ketua Pengawas Induk Koperasi Kredit (Inkopdit)-Jakarta Sutanto A. Hamid, pihak Dinas Koperindag tiga kabupaten dan Pater Elias Doni, SVD sebagai pastor pendamping Puskopdit.

Acara pembukaan RAT Puskopdit yang dipandu oleh MC Regina Anastasia Mei ini diselingi lagu-lagu pilihan daerah tiga kabupaten, mars koperasi dan hymne kopdit oleh Paduan Suara Efata, pimpinan Pater Yustinus Genohon, SVD.

Tegakkan Empat Pilar Kopdit

Eduardus mengatakan, anggota kopdit perorangan pun bertumbuh pesat. Akhir tahun 2015 mencatat 128.060 orang. Tersebar 29.168 anggota pada 20 kopdit di Ende, 70.638 anggota pada 16 kopdit di Ngada dan sebanyak 28.254 anggota menyebar pada 7 kopdit di Nagekeo. Data ini menunjukkan perkembangan yang menggembirakan bagi gerakan kopdit di tiga wilayah; Ende, Ngada dan Nagekeo.

“Menghadapi berbagai tantangan, hambatan dan persaingan yang semakin besar karena perubahan teknologi dan lingkungan yang begitu drastis pada setiap aspek kehidupan manusia, maka kopdit membutuhkan SDM fungsionaris yang memiliki kompetensi handal, agar dapat memberikan pelayanan yang prima dan bernilai kepada anggota. Karena itu, mari kita bersama-sama ‘Memperkokoh Komitmen Perubahan Berbasiskan Jati Diri Koperasi Kredit’” kata Eduardus sambil mengajak insan kopdit untuk menegakkan empat pilar; pendidikan, solidaritas, keswadayaan dan inovasi.

Pada kesempatan ini, lanjutnya, pengurus Puskopdit Flores Mandiri menyampaikan terima kasih atas dukungan dan perhatian dari pemerintah tiga kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo. Juga mengharapkan dukungan dan kerja sama untuk memperkuat gerakan kopdit ke depan.

Berbenah Diri Menjawab Perubahan

Bupati Nagekeo Drs  Elias Djo, dalam sambutannya mengatakan, kehadiran Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) merupakan peluang dan tantangan. Oleh karena itu, fungsionaris kopdit perlu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Sudah saatnya, kopdit melakukan reformasi cara berpikir dan bertindak demi menata pengelolaan kopdit ke arah yang lebih profesional berbasiskan nilai-nilai kopdit, yakni kejujuran, kepercayaan, solidaritas, kerja sama, kemandirian dan disiplin.

“Jangan sampai kita hanya bisa menjadi penonton di negara dan daerah kita sendiri. Maka perlu adanya peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan, penguasaan teknologi dan kemampuan berbahasa asing agar kita mampu bersaing dengan negara lain”, kata Bupati Elias.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun