[caption caption="Presiden Republik Indonesia Joko Widodo"]PASCA aksi brutal kelompok teroris di Jalan HM Tamrin, Jakarta, Presiden Republik Indonesia langsung mendatangi lokasi kejadian. Seakan kembali memastikan situasi benar-benar aman, Jokowi kembali melakukan ‘blusukan’ di hari kedua, Jumat (15/01). Kali ini, kompleks perbelanjaan Sarinah menjadi titik penting kunjungan. Ia ingin memastikan aktivitas ekonomi berjalan kondusif setelah ledakan di bilangan Sarinah.
Yang sungguh menarik, Jokowi sekali lagi mau mengatakan kepada dunia, rakyat Indonesia tidak takut teroris. “Kita tidak boleh takut”, katanya. Negara tidak boleh kalah. Jakarta berani. ‘We are not afraid’ - Kami tidak takut. Pesan ini tersirat jelas dalam motif baju kain tenun ikat dari Flores, khususnya daerah Ende-Lio.
Sebagaimana dikenal, Ende merupakan sebuah kabupaten paling tengah di Pulau Flores, selain terkenal dengan danau triwarna Kelimutu-nya, juga terdapat wisata budaya sarung tenun ikat. Orang Ende-Lio biasa menyebutnya ‘rhawo’ atau ‘lawo’.
Ada beberapa motif tenun ‘rhawo’ atau ‘lawo’ (sarung ikat di Ende-Lio) yang sudah dikenal luas. Saya belum sempat melakukan riset khusus mengenai motif-motif itu secara lebih berdaya tanggung jawab rasional-ilmiah. Namun saya bisa menduga, motif yang dikenakan Jokowi saat ‘blusukan’ ke kompleks belanja Sarinah itu adalah motif ‘mangga’. Sering kami menyebut ‘rhawo/lawo mangga’. Warna dasarnya hitam. ‘Mangga’ berarti bambu palang pagar. Sedangkan bentuk motifnya, ‘mata ndala’ (jala ikan). Sarung dalam motif ini biasa dipakai oleh mama-mama (ibu-ibu) dan para gadis sebagai pakaian sehari-hari.
[caption caption="Para Gadis E nde Lio dengan Sarung Tenus Motif 'Mangga' (foto: Agustinus Tetiro/Facebook)"]
Dengan demikian, ada dua kekuatan penting yang ingin disampaikan Jokowi dengan baju dari kain tenun ikat Ende-Lio ini. Pertama; Indonesia sebagai bangsa yang besar dan beradab akan mampu menjadi pagar yang kuat mengatasi berbagai aksi teror di tanah air. Hanya dalam hitungan jam, tiga jam, bisa melumpuhkan teroris. Pasukan keamanan yang tangkas dan lincah menjadi benteng, melindungi rasa aman bagi rakyatnya. Kekuatan kedua; dengan baju bermotif jala ikan, Jokowi ingin memastikan, teroris akan ditumpas sesegera mungkin, ditangkap dan diseret ke ruang pengap jeruji besi. Tanpa satu pun tersisa, hingga menangkap otak dibalik serangan keji itu.
Tidak berlebihan, motif baju Jokowi di atas sekali lagi menegaskan, “Kita tidak boleh takut”. Negara tidak kalah. Jakarta berani. Indonesia perkasa. Kiranya, kita semakin berani menjadi pagar (baca:membendung/menanggulangi) dan jala ikan (baca: menangkap/membasmi) setiap aksi terorisme di tanah air ini.
Salam Indonesia damai dari Ende, Flores, NTT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H