Mohon tunggu...
M. Uqbal Kuroma
M. Uqbal Kuroma Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030040 Mahasiswa UIN SUKA

Tertarik dengan dunia jurnalistik sejak SMP dan masih belajar hingga kini. Historical, Entertainment, Social, Nature etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Telaah Mendalam Mengenai Stoikisme: Filsafat Kuno Untuk Kehidupan Modern

20 Juni 2024   08:24 Diperbarui: 20 Juni 2024   09:03 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya yang santai dan terlihat tidak punya beban, hal itu mulai viral dikalangan anak muda untuk mengurangi beban pikiran dan tidak stress oleh tekanan. Banyak orang  yang berfikir untuk lebih santai dalam melihat permasalahan yang dihadapinya dan tidak mengambil pusing bagaimana harus menghadapinya, orang yang berfikir demikian akan nampak lebih terbuka pada banyak fenomena sosial yang terjadi.

Stoikisme adalah sebuah aliran filsafat Yunani kuno yang menekankan pada kontrol diri, pemahaman tentang alam semesta, dan penerimaan terhadap segala hal yang terjadi sebagai bagian dari takdir atau alam semesta yang lebih besar. Stoikisme mengajarkan bahwa manusia harus hidup sesuai dengan alam dan menggunakan akal budi untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.

Sejarah Filsafat Stoikisme

Filsafat Stoikisme ini telah ada sejak 301 SM atau abad ke-3 SM. Pencetusnya, yakni para filsuf Yunani Kuno di Athena bernama Zeno. Dilanjutkan kemudian oleh filsuf Stoa, yakni Chrisippus, Cicero, Epictetus yang berjuluk Sang Budak Pengajar Stoic, Marcus Aurelius atau Sang Kaisar, dan Seneca dengan julukannya sebagai Sang Negarawan dan Filsuf Stoic.

Menurut Dr Listiyono,penyebutan stoa dikarenakan para filsuf tersebut berdebat dan berdialog di Stoa. Mereka para filusuf membicatakan tentang ragam isu permasalahan dan juga tema yang bermacam, dari soal teologi, astronomi, fisika, logika, dan hingga etika. Namun yang menjadi pembicaraan utamanya adalah tentang filsafat kebajikan hidup dalam etika dan teologia.

Pandangan utama dalam stoikisme melibatkan etika, fisika, dan logika. Etika stoik menekankan apatheia, yaitu menerima keadaan dunia dengan ketenangan dan pasrah. Ini mencerminkan kemampuan nalar manusia dan menjadi dasar bagi banyak pemikir Kristen dan sistem pemerintahan pada masa itu.

sumber: pexels.com by.Askar Abayev 
sumber: pexels.com by.Askar Abayev 

Stoikisme telah mengalami kebangkitan popularitas dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan profesional, atlet, dan individu yang mencari cara praktis untuk mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Berikut adalah beberapa cara bagaimana stoikisme diterapkan dalam tren saat ini:

1. Literatur Modern: Banyak buku populer tentang stoikisme telah diterbitkan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa buku terkenal termasuk "The Obstacle is the Way" dan "Ego is the Enemy" oleh Ryan Holiday, serta "How to Be a Stoic" oleh Massimo Pigliucci. Buku-buku ini membantu menerjemahkan ajaran stoikisme kuno ke dalam konteks modern.

2. Aplikasi dan Media Digital: Ada sejumlah aplikasi dan podcast yang didedikasikan untuk stoikisme. Aplikasi seperti "Stoic" dan "Daily Stoic" memberikan kutipan harian, latihan reflektif, dan panduan untuk membantu pengguna mengintegrasikan prinsip-prinsip stoik dalam kehidupan sehari-hari. Podcast seperti "The Daily Stoic" oleh Ryan Holiday juga menawarkan wawasan harian dan wawancara dengan tokoh-tokoh yang mempraktikkan stoikisme.

3. Komunitas Online: Komunitas online di media sosial dan forum diskusi, seperti Reddit, telah menjadi tempat bagi orang-orang untuk berbagi pemikiran dan pengalaman mereka dalam mempraktikkan stoikisme. Grup-grup ini sering membahas kutipan stoik, pengalaman pribadi, dan aplikasi praktis dari prinsip-prinsip stoik dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pengembangan Diri dan Produktivitas: Prinsip stoikisme sering diterapkan dalam konteks pengembangan diri dan produktivitas. Banyak orang menggunakan konsep-konsep stoik seperti dikotomi kendali dan amor fati untuk mengatasi tantangan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi. Misalnya, dengan fokus pada hal-hal yang dapat mereka kendalikan dan menerima hal-hal yang tidak dapat mereka ubah, individu dapat mengurangi stres dan meningkatkan efektivitas mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun