Mohon tunggu...
M. Uqbal Kuroma
M. Uqbal Kuroma Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030040 Mahasiswa UIN SUKA

Tertarik dengan dunia jurnalistik sejak SMP dan masih belajar hingga kini. Historical, Entertainment, Social, Nature etc.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pesona Mainan Tradisional Asal Jogja: Menjaga Warisan di Era Modern

18 Juni 2024   05:05 Diperbarui: 18 Juni 2024   05:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai jenis dagangan milik Bu Welas Asih Sumber: Dokumen Pribadi

Selain itu, kolaborasi antara UMKM dan komunitas lokal juga diperkuat melalui berbagai acara seperti festival budaya, pameran produk lokal, dan workshop kerajinan. "Melalui acara-acara ini, kami dapat memperkenalkan produk kami kepada wisatawan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya lokal," tambah Ibu Welas Asih, seorang penjual aksesoris di Malioboro.

Minat anak-anak pada mainan tradisional sendiri menurut Ibu Welas Asih sangat tergantung pada keramaian pengunjung yang satang pada hari dirinya berjaualan, dirinya mengungkapkan kebanyakan pengunjung mulai ramai datang ke Malioboro biasanya di hari-hari akhir pekan. 

Bu Welas Asih sendiri tidak hanya menjual mainan saja, namun juga menjual beragam aksesoris yang cantik seperti aksesoris gantungan kunci, patung ukir, dan masih banyak lagi. 

Kebanyakan para pembeli yang datang ke Malioboro dan membeli mainan tradisioanl merupakan orang pendatang atau wisatawan yang berasal dari luar Yogyakarta, ungkap Ibu Welas Asih. Dirinya juga membeli mainan dan souvenir tradisional tersebut tidak hanya dari satu tempat saja, melainkan dari banyak toko atau tempat lain yang menjual dagangan serupa.

Dari banyaknya mainan yang dijual, ada berbagai macam jenis mainan yang bahakan memiliki bentuk yang bervariasi, seperti halnya peluit yang mirip seperti mainan pistol bambu namun berukuran lebih kecil, adapun berbgai jenis miniatur yang dijual, seperti miatur mobil, becak, dan juga helikopter yang kesemuanya terbuat dari kayu.

Bu Welas Asih sendiri telah berjualan sejak mulai memasuki tahun 2018, dan melewati krisis dimana Malioboro mengalami penurunan pengunjung di tahun-tahun Corona. 

Pandemi COVID-19 yang melanda selama tahun 2020 memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian di berbagai sektor, termasuk para penjual aksesoris mainan di kawasan Malioboro, Yogyakarta. Penurunan jumlah wisatawan dan pembatasan aktivitas sosial mengakibatkan penurunan drastis dalam penjualan.

Welas Asih, seorang penjual aksesoris mainan di Malioboro, menceritakan pengalamannya menghadapi masa sulit tersebut. "Saat pandemi, penjualan menurun hingga 70%. Biasanya kami mengandalkan wisatawan yang berkunjung ke Malioboro, tapi dengan adanya pembatasan perjalanan, kami kehilangan banyak pelanggan," ujarnya.

Namun, para penjual tidak menyerah begitu saja. Mereka berusaha mencari cara untuk bertahan di tengah krisis. Banyak yang mulai beralih ke penjualan online untuk menjangkau pelanggan di luar Yogyakarta. "Saya mulai menjual melalui media sosial dan platform e-commerce. Meskipun awalnya sulit, lama-kelamaan kami mulai mendapatkan pelanggan baru," tambah Welas Asih.

Untuk membantu para pedagang, pemerintah daerah dan komunitas setempat juga memberikan dukungan berupa pelatihan penggunaan teknologi digital dan pemasaran online. Inisiatif ini membantu para penjual memahami cara memanfaatkan internet untuk memasarkan produk mereka.

Selain itu, ada juga upaya kolaboratif antara penjual aksesoris mainan dengan pengrajin lokal untuk menciptakan produk-produk baru yang lebih menarik dan sesuai dengan tren saat ini. Misalnya, mereka mulai memproduksi aksesoris yang menggabungkan elemen tradisional dengan desain modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun