Mohon tunggu...
M. Uqbal Kuroma
M. Uqbal Kuroma Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030040 Mahasiswa UIN SUKA

Tertarik dengan dunia jurnalistik sejak SMP dan masih belajar hingga kini. Historical, Entertainment, Social, Nature etc.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Memahami Aphantasia: Ketika Pikiran Tak Mampu Membayangkan

9 Juni 2024   13:49 Diperbarui: 9 Juni 2024   14:01 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com by.Andrea Piacquadio 

Mungkin kita sedang bosan atau sedang mengalamun pastinya ada lah beberapa hal kecil yang sedang dipikirkan, entah itu hanya sebentar ataupun palah menjadi pikiran yang begitu serius. Itu tadi merupakan hal yang wajar dan banyak orang sering mengalami itu, tapi kamu tau ngga si bahwa dari beberapa orang yang bosan ataupun ngalamun itu ngga pasti mikirin sesuatu, ternyata ada loh orang yang sama sekali tidak memikirkan hal apapun, jadi yang di pikiran mereka apa ya? 

Apakah gelap, kosong, hampa, tanpa ada apapun yang terbayang di pikirannya? gitu kali ya

Nah hal-hal itu tadi ternyata memang benar ada, dan hal tersebut telah terbukti secara ilmiah, jadi hal ini sudah terjaminnih kevalidan datanya. Orang dengan kondisi demikian ada orang yang memiliki karakter yang disebut dengan Aphantasia, yaitu kondisi di mana orang tidak dapat melakukan imajinasi di dalam pikirannya,Istilah ini cenderung baru, dan dikenalkan oleh Profesor Adam Zeman dari Universitas Exeter pada 2015. 

Hal tersebut bisa ketahui melalui beberapa tes yang sangat mudah, bahkan kitapun juga bisa mempraktikannya sendiri. Kita bisa melakukan dengan memberi instruksi kepada otak untuk membayangkan mobil merah, kebanyakan orang bisa memvisualisasikan mobil merah dalam pikirannya. Sementara orang lain yang tidak bisa, kemungkinan memiliki kondisi bernama aphantasia.

Nah bahkan cara ini bisa dilihat seberapa kita mengalami aphantasia, seperti dengan membayangkan mobil merah, lalu apakah mobil tersebut bergambar 3D atau 2D. Selain dilihat dari model visualnya kita pun juga bisa melihat bagaimana warna dari gambar yang dibayangkannya, apakah mobil berwarna merah, atau mobil yang hanya berwarna hitam dan putih. 

Aphantasia sendiri belum dapat diketahui secara pasti apa penyebab yang pastinya, namun ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab munculnya aphantasia. Dugaan bahwa faktor genetik bisa menjadi penyebab terjadinya kondisi ini. Artinya, orang yang terlahir dari keluarga dengan riwayat aphantasia, berisiko lebih tinggi mengalami hal serupa.

Bila faktor genetik menjadi penyebabnya, seseorang bisa mengalami aphantasia sejak lahir.

Selain faktor genetik, aphantasia juga bisa disebabkan oleh stroke maupun cedera kepala. Orang yang mengalami kecelakaan atau terkena benturan keras di kepala dan mengalami cedera otak dapat mengalami aphantasia setelahnya.

Beberapa kondisi psikologis pun erat dikaitkan dengan risiko terjadinya aphantasia, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Pexels.com by.Andrea Piacquadio 
Pexels.com by.Andrea Piacquadio 

Gejala dan Tanda Aphantasia

Kebanyakan orang menyadari gejala ini ketika dirinya menginjak  di usia remaja 20 tahun ke atas. Berikut adalah beberapa gejala yang kami rangkum dari alodokter.com :

  • Daya ingat berkurang
  • Sulit membayangkan masa depan
  • Tidak mampu mengingat suatu kejadian atau objek di masa lalu
  • Penurunan ingatan terkait sensasi pancaindra, seperti suara atau sentuhan
  • Jarang bermimpi

Nah itu tadi adalah beberapa gejala yang muncul di usia remaja dan 20 tahun ke atas.

Ketika memeriksakan diri ke dokter, orang yang mungkin mengalami aphantasia akan diminta melakukan hal-hal berikut ini:

  • Memikirkan seorang teman atau anggota keluarga terdekat
  • Mencoba membayangkan wajah, rambut, dan bentuknya
  • Membayangkan gerakan dan gesturnya
  • Membayangkan pakaian orang tersebut di pikiran

Jika seseorang atau anda sendiri mengalami kesulitan dalam mengingat beberapa hal di atas, bisa jadi anda memiliki kemungkinan gejala aphantasia.

Penanganan Aphantasia

Tenang saja, bagia anda yang mengalami ini akan selalu ada penanganan yang bisa Anda lakukan pada diri anda yang telah dirangkum dari alodokter.com, berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi penanganan untuk gejala aphantasia :

  • Permainan mengingat kartu
  • Permainan mengingat pola
  • Aktivitas yang mengajak penderitanya untuk mendeskripsikan pemandangan di luar ruangan atau sebuah objek
  • Teknik afterimage, ketika penderita aphantasia akan melihat gambar di layar komputer yang perlahan menjadi kabur dan diminta mengingatnya kembali
    Pexels.com By.Andrea Piacquadio 
    Pexels.com By.Andrea Piacquadio 

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 menunjukkan bahwa terapi penglihatan yang diterapkan sebanyak 18 kali dengan durasi 1 jam setiap minggunya dapat mengurangi gejala aphantasia. Melalui praktik terapi ini anda akan diberikan tentangan untuk mengingat beberapa hal secara visual dan menyimpannya pada kotak memori di dalam otak Anda, dan terapi ini dilakukan secara berulang-ulang untuk melatih ingatan. 

Terapi aphantasia di atas bukanlah sebuah pengobatan umum utama yang dilakukan, mengingat aphantasia sendiri adalah gejala yang sangat langka hanya ada sekitar 1–3% orang yang mengalami kondisi ini. 

Jadi untuk perkembangan pengetahuan terhadap aphantasia ini masih dilakukan penelitian lebih lanjut unutk mengetahui lebih dalam tentang gejala dan juga terapi yang bisa dilakukan atau diterapkan. Selain itu, aphantasia yang didahului dengan penyakit tertentu, seperti cedera kepala dan stroke, perlu ditangani dahulu penyebabnya. 

Meskipun seseorang mengalami aphantasia, namun ini tidak menutup kemungkinan seseorang untuk tetap hidup dan beraktifitas normal pada orang-orang umumnya. Seseorang yang mengalamai aphantasia tetap bisa melakukan berbagai macam hal yang mereka sukai dan dapat meraih kesuksesan dalam dunia karir mereka seperti kebanyakan orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun