Mohon tunggu...
M. Uqbal Kuroma
M. Uqbal Kuroma Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030040 Mahasiswa UIN SUKA

Tertarik dengan dunia jurnalistik sejak SMP dan masih belajar hingga kini. Historical, Entertainment, Social, Nature etc.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Dari Suka Menjadi Luka: Membebaskan Diri dari Cengkraman Toxic Relationship

8 Juni 2024   01:46 Diperbarui: 8 Juni 2024   05:35 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toxic relationship, atau hubungan yang tidak sehat dan merugikan, dapat memiliki dampak yang menghancurkan dan bahkan mematikan bagi individu yang terlibat. Mengenali tanda-tanda toxic relationship, memahami konsekuensinya, dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi hal tersebut sangat penting untuk menjaga kesehatan mental, emosional, dan fisik seseorang.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang toxic relationship, dampaknya yang merusak, dan strategi untuk mengatasi hubungan yang tidak sehat.

Ciri-Ciri Toxic Relationship

1. Kontrol dan Dominasi: Salah satu pihak cenderung mengendalikan dan mendominasi pasangan, mengatur keputusan, dan membatasi kebebasan individu.

2. Kekerasan Emosional: Terjadi perilaku verbal yang merendahkan, menghina, atau mengancam pasangan, menyebabkan kerentanan emosional dan trauma psikologis.

3. Ketidakseimbangan Kekuasaan: Hubungan yang tidak seimbang, di mana salah satu pihak memiliki kekuasaan yang berlebihan dan mengontrol keputusan serta tindakan pasangan.

4. Kekerasan Fisik: Terjadi kekerasan fisik, seperti pemukulan, penamparan, atau tindakan kekerasan lainnya yang merugikan dan membahayakan keselamatan pasangan.

5. Manipulasi dan Gaslighting: Salah satu pihak melakukan manipulasi psikologis, seperti gaslighting, untuk meragukan realitas dan merasa bersalah, menyebabkan keraguan diri dan kebingungan.

6. Isolasi dan Kontrol: Pasangan mencoba untuk mengisolasi individu dari keluarga, teman, dan lingkungan sosialnya, serta mengontrol interaksi dan komunikasi dengan orang lain.

7. Ketergantungan Emosional: Hubungan yang didasarkan pada ketergantungan emosional yang berlebihan, di mana individu merasa tidak mampu untuk hidup tanpa pasangan, menciptakan keterikatan yang tidak sehat.

8. Kritik dan Penilaian Negatif: Terjadi kritik yang berlebihan, penilaian negatif, dan pembandingan yang merendahkan harga diri pasangan, menyebabkan kerentanan dan merasa tidak berharga.

9. Siklus Kekerasan: Terjadi siklus kekerasan yang berulang, di mana periode ketegangan, kekerasan, penyesalan, dan permintaan maaf terus berulang tanpa perbaikan yang nyata.

10. Kehilangan Identitas dan Kemandirian: Pasangan merasa kehilangan identitas, kemandirian, dan kontrol atas kehidupan mereka, bergantung pada pasangan untuk keputusan dan kebahagiaan.

kumparan.com
kumparan.com

Dampak Merusak Toxic Relationship

1. Gangguan Kesehatan Mental: Stres kronis, kecemasan, depresi, dan trauma psikologis akibat tekanan emosional dan konflik yang berkepanjangan dalam hubungan toxic.

2. Gangguan Kesehatan Fisik: Gangguan tidur, gangguan makan, sakit kepala, gangguan pencernaan, dan masalah kesehatan fisik lainnya sebagai respons terhadap stres dan ketegangan dalam hubungan yang merugikan.

3. Rendahnya Kesejahteraan Emosional: Merasa tidak aman, tidak bahagia, dan tidak terpenuhi secara emosional dalam hubungan toxic, menyebabkan kerentanan dan ketidakstabilan emosional.

4. Isolasi Sosial dan Kesepian: Merasa terisolasi dari keluarga, teman, dan lingkungan sosial akibat kontrol dan manipulasi pasangan, menyebabkan kesepian dan kesendirian yang merugikan.

5. Ketergantungan Emosional: Ketergantungan yang berlebihan pada pasangan, kehilangan identitas dan kemandirian, serta merasa sulit untuk hidup tanpa pasangan dalam hubungan toxic.

6. Kerusakan Diri dan Kehilangan Diri: Keraguan diri, harga diri rendah, dan kehilangan identitas pribadi akibat kritik, penilaian negatif, dan manipulasi psikologis dalam hubungan yang merugikan.

7. Trauma dan Pemulihan yang Sulit: Pengalaman trauma psikologis dan emosional yang sulit dipulihkan, membutuhkan dukungan profesional dan waktu yang cukup untuk proses pemulihan.

8. Kerusakan Hubungan Sosial dan Interaksi: Kerusakan hubungan dengan keluarga, teman, dan lingkungan sosial akibat isolasi dan kontrol pasangan dalam hubungan toxic.

9. Gangguan Kesehatan Fisik yang Menetap: Stres kronis dan tekanan emosional yang berkelanjutan dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik yang menetap dan memerlukan perawatan medis.

10. Keterhambatan Pertumbuhan dan Pengembangan Pribadi: Terhambatnya pertumbuhan pribadi, pengembangan diri, dan pencapaian potensi sejati akibat toksisitas dan ketidaksehatan hubungan.

nawalakarsa.id
nawalakarsa.id

Strategi Mengatasi Toxic Relationship

1. Pemahaman dan Kesadaran: Mengenali tanda-tanda toxic relationship, memahami dampaknya, dan menyadari perlunya mengambil tindakan untuk keluar dari hubungan yang merugikan.

2. Komunikasi Terbuka: Berbicara dengan pasangan tentang perasaan, kebutuhan, dan batasan dengan jujur dan terbuka, serta mencoba memecahkan masalah melalui komunikasi yang sehat.

3. Menetapkan Batasan dan Penegasan Diri: Menetapkan batasan yang jelas, menegaskan kebutuhan dan hak-hak pribadi dalam hubungan, serta tidak ragu untuk mempertahankan diri.

4. Mencari Bantuan Profesional: Mengikuti konseling atau terapi bersama pasangan atau individu untuk mendapatkan dukungan, bimbingan, dan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah yang dihadapi.

5. Mengidentifikasi Pola dan Tindakan Merugikan: Mengidentifikasi pola-pola merugikan, tindakan yang tidak sehat, dan konflik yang berulang dalam hubungan, serta mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

6. Menjaga Kesehatan dan Kesejahteraan: Merawat diri dengan baik, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta melakukan aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan pribadi.

7. Membangun Dukungan dan Jaringan: Mencari dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sosial yang positif, serta membangun jaringan yang mendukung dan peduli terhadap keadaan Anda.

8. Self-Care dan Pemulihan Diri: Melakukan self-care secara konsisten, menjaga diri dari stres dan tekanan, serta memberikan waktu dan ruang untuk proses pemulihan dan penyembuhan diri.

9. Mengambil Langkah-langkah Proaktif: Mengambil langkah-langkah proaktif untuk keluar dari toxic relationship, mengubah pola-pola yang merugikan, dan memulai perjalanan menuju hubungan yang sehat dan mendukung.

10. Menetapkan Prioritas dan Kesehatan Mental: Menetapkan prioritas pada kesehatan mental, emosional, dan fisik, serta memastikan bahwa kebutuhan dan kesejahteraan pribadi menjadi prioritas utama dalam hidup Anda.

ayobandung.com
ayobandung.com

Toxic relationship dapat memiliki dampak yang merusak dan bahkan mematikan bagi individu yang terlibat. Mengenali tanda-tanda toxic relationship, memahami dampaknya, dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi hal tersebut sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

Dengan pemahaman yang baik, dukungan yang tepat, dan langkah-langkah yang proaktif, individu dapat keluar dari toxic relationship dan memulai perjalanan menuju hubungan yang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun