Mohon tunggu...
Roma Firizeki
Roma Firizeki Mohon Tunggu... Guru - Bekerja di SMKN Rowokangkung Kab. Lumajang

Sekadar berusaha, berdoa dan pasrah kepada yang maha segalanya yaitu ALLAH untuk segala kesuksesan dalam dunia menulis dalam kesibukan sebagai pendidik di SMKN ROWOKANGKUNG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 2.3

7 Desember 2023   16:55 Diperbarui: 7 Desember 2023   16:59 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

(4) Mampu melihat peluang baru dan masa depan.

Selain itu dalam proses coaching yaitu antara coach dan coachee masing-masing memeliki batasan diri masing-masing dan kedudukan setara atau bisa deisebut sebagai rekan atau mitra. Jika coach hanya mengarahkan saja tanpa perlu memberikan solusi biarkan coachee sendirilah yang menemukan solusinya.

Proses dalam coaching berjalan seperti Tirta, atau disebut juga sebagai air, biarkan mengalir apa adanya. Hal ini yang perlu dipahami oleh coach sehingga dalam pelaksanaan lebih santai dan bersahabat.

Tidak hanya itu saja dalam kegiatan ini kompetensi seorang  coach perlu difikirkan agar kegiatan itu menemukan tujuannya yaitu dengan kompetensi mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot. Hal inilah salah satu bentuk kesuksesannya. Selain itu caoch harus mammpu mendengarkan dengan aktif agar coach fokus pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara dan memahami keseluruhan makna yang tidak terucapa. Dan seorang coach harus melakukan kehadiran penuh atau utuh baik dari segi badan, pikiran, hati, selara saat sedang melakukan coaching.

Alur Percakapan TIRTA: Tirta berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Sebagai seorang coach salah satu peran terpentingnya adalah membantu coachee.

TIRTA terdari dari Tujuan awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee. Identifikasi dimana coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi.

Rencana Aksi dimana pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat. Tanggungjawab dimana membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya.

Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching: Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama dalam menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu.

Prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi kemitraan, proses kolaboratif antara supervisor dan guru, konstrukti bertujuan mengembangkan kompetensi individu, terencana, reflektif, objektif, informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati, berkesinambungan, komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik.

Sedangkan pelaksanaan supervisi akademik didasarkan pada kebutuhan dan tujuan sekolah dan dilaksanakan dalam tiga tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan supervisi, dan tindak lanjut. Tahap perencanaan, supervisor merumuskan tujuan, melihat pada kebutuhan pengembangan guru, memilih pendekatan, teknik, dan model, menetapkan jadwal, dan mempersiapkan ragam instrumen.

Dalam tahapan pelaksanaan supervisi akademik adalah observasi pembelajaran di kelas atau yang biasanya kita sebut sebagai supervisi klinis. Tahap tindak lanjut, berupa kegiatan langsung atau tidak langsung seperti percakapan coaching, kegiatan kelompok kerja guru di sekolah, fasilitasi dan diskusi, serta kegiatan lainnya dimana para guru belajar dan memiliki ruang pengembangan diri lewat berbagai kegiatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun