Sekolah tidak hanya tentang mata pelajaran, tetapi juga tentang standar yang berlaku, seperti sopan santun, kejujuran, empati dan kasih sayang (Connie Chairunnisa, Istayatiningtias dkk. 2019). Di dalam
Di Jepang, siswa sekolah dasar hanya bisa mengikuti ujian di kelas empat (Soetantyo 2013).
Di Jepang, ini adalah tes yang dilakukan sebelum seorang anak mencapai kelas empat sekolah dasar
Tes tidak sulit, tes mudah tidak terlalu menegangkan bagi anak.
Anak-anak berusia antara 0 dan 3 tahun diajari lebih banyak sopan santun dan kesopanan di Jepang
santun, membangun kepribadian yang baik serta mengikuti nilai dan norma yang ada (Johan 2018). Di lantai
Orang Jepang memiliki kepribadian yang baik, disiplin, mengikuti aturan, yang sama pentingnya dengan kecerdasan mengajar di kelas.
Di Indonesia masih banyak orang tua dan guru yang hanya menantang siswa dari segi akademik dan terkadang melewatkan proses yang juga harus dicapai dengan cara yang baik.Â
Di Indonesia, Nilai yang lebih baik daripada kejujuran, misalnya, membantu banyak siswa guru lulus ujian nasional (YK) dengan membagikan kunci jawaban agar akreditasi sekolah tidak melemah,
Hal ini menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Memang yang harus dikembangkan dalam diri siswa bukan hanya ranah kognitif saja hanya bidang afektif dan psikomotor saja (Ariati 2012). Pendidikan di Indonesia dianggap sangat buruk konservatif, tidak up to date dan apa pun kecuali inovatif. Sangat penting bahwa pertumbuhan terjadi penting bagi negara Indonesia dalam hal sistem pendidikan, dan dalam hal kurikulum, kualifikasi guru dan pertanian yang terdistribusi secara merata di Indonesia (Connie Chairunnisa, Istayatiningtias et al. 2019).