Pada corong pisah kedua Iod jenuh CHCL3 10 ml + 100 ml H2O sambil diguncangkan perlahan selama 15 menit terbentuk 2 fasa pada larutan, fasa atas berwana ungu pekat dan fasa bawah berwarna coklat pekat. Selanjutnya diambil 5 ml larutan dari lapisan bawah CHCL3 + 1 gr KI + 10 ml H2O lalu dilakukan titrasi . Pada titrasi pertama menghasilkan 2 fasa pada larutan, fasa atas tidak berwarna dan fasa bawah berwarna lembayung  dan didapatkan volume Natrium Tiosulfat sebanyak  112,7 ml. Selanjutnya pada titrasi kedua  ditambahkan 5 ml amilum menghasilkan larutan tidak berwarna  dan terdapat minyak pada lapisan bawah berbentuk gelembung pada titrasi kedua ini volume Natrium Tiosulfat yang didapat sebanyak  6,5 ml. Pada lapisan atas juga ditirasi sampai berwarna kuning pucat dan volume yang didapat pada titrasi ini sebanyak 16,51 ml.
    titrasi pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam larutan, baik itu zat anorganik maupun zat organik. Misalnya, dalam kasus kesetimbangan asam-basa, titrasi dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dalam larutan. Dengan melakukan titrasi, kita dapat menentukan koefisien stokiometri dalam suatu reaksi kimia. Misalnya, dalam titrasi asam-basa, dengan mengetahui volume larutan standar yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen, kita dapat menentukan hubungan stoikiometri antara asam dan basa yang bereaksi ( Ahmad, 2021) .
    Menurut hukum distribusi nerst bila dalam keadaan kedua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang juga dapat larut dalam kedua pelarut. Dua pelarut yang tidak saling melarutkan seperti air dan kloroform ketika dicampurkan akan membentuk dua fasa yang terpisah, contohnya seperti iodin dicampurkan dengan kloroform. Pada reaksi kimia sering terjadi reaksi kekanan maka zat-zat produk akan bertambah, sementara zat zat reaktan akan berkurang dan sebaliknya ( Ablinda , 2020 ) .
 JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGASÂ
1. Bagaimana perubahan konsentrasi reaktan dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia?
=> Â Jika Konsentrasi reaktan N2 atau H2 ditambah atau konsentrasi produk dikurangi, kesetimbangan akan bergeser kearah produk NH3 atau keruas kanan. Â Jika konsentrasu reaktan N2 atau H2 dikurangi atau konsentrasi produk ditambah, kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan N2 dan H2 atau keruas kiri.
2. Setelah melaksanakan praktikum coba jelaskan konsep kesetimbangan kimia dan perbedaan nya mencapai kesetimbangan melalui percobaan a dan b yang dilakukan !
=> Suatu reaksi kimia dapat dikatakan telah mencapai kesetimbangan Apabila reaksi dua arah berlangsung dalam ruang tertutup dan laju reaksi kekanan sama besar dengan laju reaksi kekiri. Pada percobaan A  konsentrati I2 pada reaktan awalnya rendah karena jumlah pelarutnya H₂O nyo 25ML sedangkan konsentrasi I2 pada reaktan awal percobaan B tinggi. Perbedaan konsep kesetimbangan antara percobaan A dan B yaitu pada percobaan A saat konsentrasi reaktan awal rendah pergeseran kesetimbangan terjadi kearah pembentukan reaktan sedangkan  dipercobaan B saat konsentrasi reaktan awalnya tinggi pergeseran keseimbangan terjadi kearah pembentukan produk.
3. Mengapa perlu dilakukan penambahan amilum pada saat pengambilan fasa bawah saja dan tidak pada fasa atas?
=> Penambahan amilum pada fasa bawah dalanı suatu proses mungkin dilakukan untut memisahkan fasa air dan fasa organik  dengan lebih efisien. Amilum dapat membentuk kompleks dengan air, membantu mengurangi emulsi dan mempercepat pemisahan. Penggunaan amilum pada fasa atas mungkin tidak diperlukan karena fasa atas biasanya lebih mudah dipisahkan secara alami
Demikian materi yang dapat saya paparkan,terimakasi yaa sobat kimia sudah meluangkan waktunya untuk membaca materi ini